FaktualNews.co

Kondisi Kesehatan yang Bikin Mudah Marah, Termasuk Diabetes

Kesehatan     Dibaca : 820 kali Penulis:
Kondisi Kesehatan yang Bikin Mudah Marah, Termasuk Diabetes
Ilustrasi

FaktualNews.co – Marah memang merupakan emosi yang normal, sama halnya seperti menangis atau tertawa namun bila mudah sekali marah bahkan tanpa sebab kondisi ini tidak hanya dapat berdampak buruk bagi orang-orang di sekitar tetapi juga bisa menjadi pertanda kondisi kesehatan.

Dilansir dari halodoc, seseorang marah biasanya disebabkan oleh berbagai hal, misalnya karena tersinggung, merasa tidak adil, kecewa, dan sebagainya. Berikut ini kondisi kesehatan yang memicu kemarahan:

1. Hipertiroidisme

Salah satu penyebab orang marah tanpa sebab adalah hipertiroidisme. Ini adalah kondisi kesehatan di mana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid terlalu banyak. Hipertiroidisme lebih sering dialami oleh wanita.

Hormon tiroid adalah hormon yang mengendalikan sistem metabolisme dalam tubuh kamu. Bila jumlahnya berlebihan, hipertiroidisme dapat menyebabkan kamu gelisah, gugup dan sulit berkonsentrasi. Menurut Dr. Neil Gittoes, seorang ahli endokrinologi di University Hospital Birmingham, hipertiroidisme adalah alasan seseorang mudah marah, bahkan tanpa sebab.

2. Borderline Personality Disorder (BPD)

Borderline Personality Disorder (BPD) atau yang disebut juga gangguan kepribadian ambang adalah gangguan mental yang ditandai dengan suasana hati dan citra diri yang sering berubah-ubah serta memiliki perilaku impulsif. Menurut The Mighty, banyak pengidap BPD yang mengalami kemarahan yang tidak terkendali karena masalah pengabaian. Mereka cenderung meledak pada orang-orang terdekat karena mengekspresikan semua kemarahan yang berakar sejak masih kanak-kanak, yaitu ketika orangtua atau orang lain yang dekat dengannya meninggalkan mereka.

3. Diabetes

Seorang pengidap diabetes yang kekurangan gula darah juga bisa marah-marah tanpa sebab. Hal itu terjadi karena ketidakseimbangan kadar gula pada tubuh juga dapat memengaruhi keseimbangan serotonin dalam otak. Akibatnya, pengidap akan menjadi lebih agresif, mudah marah, kebingungan, bahkan terserang panik.

4. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

Marah-marah tanpa sebab juga bisa menjadi gejala dari fluktuasi hormon yang dapat terjadi pada kasus premenstrual dysphoric disorder atau PMDD. PMDD merupakan bentuk yang lebih parah dari PMS (premenstrual syndrome) yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang intens pada pengidapnya. Namun, kebiasaan sehat, seperti berolahraga dan makan-makanan bergizi seimbang dapat mengendalikan PMDD. Kadang-kadang, pemberian obat psikiatris dan terapi hormon juga diperlukan. Bila kamu sering marah-marah menjelang periode menstruasi kamu, jangan menganggap bahwa hal itu hanyalah gejala PMS biasa. Segera bicarakanlah pada dokter bila hal itu berdampak signifikan pada hidup kamu.

5. Depresi

Marah-marah atau mudah tersinggung adalah tanda-tanda depresi yang jarang diketahui orang banyak. Kurang dari 1 persen orang yang mengalami depresi mengalami serangan kemarahan, sekitar 10 persen menjadi mudah marah selama episode dan 40 persen menunjukkan ledakan kemarahan.

6. Gangguan Bipolar

Meskipun tidak selalu, tetapi kadang-kadang, kemarahan, perilaku agresif dan ledakan kemarahan dapat menjadi gejala gangguan bipolar. Gejala tersebut terjadi mungkin sebagai akibat kurang tidur atau depresi. Gangguan bipolar juga mencakup manik berenergi tinggi yang dapat berganti dengan episode depresi. Namun, gangguan mental ini dapat diobati dengan terapi dan obat-obatan.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul