FaktualNews.co

Prosedur Rapid Test Diduga Akibatkan Bayi di Banyuwangi Meninggal Dalam Kandungan

Peristiwa     Dibaca : 1284 kali Penulis:
Prosedur Rapid Test Diduga Akibatkan Bayi di Banyuwangi Meninggal Dalam Kandungan
FaktualNews.co/konik
Jasad bayi sebelum dimakamkan.

BANYUWANGI FaktualNews.co-Pasangan suami-istri (pasutri) Muhammad Abdullah-Erna Kus Dewi Yana warga Kampung Melayu, Kecamatan Banyuwangi mengaku baru saja kehilangan buah hatinya.

Pasutri ini menduga bayi mereka yang meninggal dalam kandungan itu disebabkan lambannya penanganan Rumah Sakit (RS) Yasmin, Banyuwangi.

Janin itu meninggaal diduga karena harus menunggu hasil rapid tes dari RS Yasmin Banyuwangi.

Muhammad Abdulllah merasa penanganan protokol rapid test Covid-19 yang diutamakan rumah sakit itu telah membuat bayi yang dikandung istrinya, Erna Kus Dewi Yana, meninggal dalam kandungan.

Karena harus mengikuti protokol Covid-19 yang memerlukan waqktu lama, bayinya terlambat mendapatkan pertolongan saat mau melahirkan.

Abdul menceritakan, seminggu sebelumnya ia mengontrol kondisi kehamilan istrinya kepada seorang dokter di RS Yasmin itu. Dokter tersebut menyarankan agar esok harinya datang, karena sang istri sudah bisa dilakukan operasi Caesar.

“Namun ketika besoknya saya datang ke RS Yasmin, istri masih disuruh tes darah (rapid test),” kata Abdul, Minggu (6/12/2020) kemarin.

Dia mengatakan keluarganya telah menunggu hasil rapid test sekitar dua hari, dan hasilnya keluar sang istri dinyatakan reaktif.

Kemudian, lanjut dia, sang istri juga menjalankan pemeriksaan radiologi. Dari hasil yang ditunggu semalaman, dinyatakan ada masalah pada jantungnya.

“Kemudian ke dokter jantung. Namun kata dokternya, di sana alatnya kurang bagus jadi tidak kelihatan hasilnya. Sehingga dirujuk ke RSUD Blambangan,” kata Abdul.

Masih Abdul, sesampainya di RSUD Blambangan Sabtu (5/12/2020) malam, ternyata dokter spesialis di rumah sakit tersebut tidak di tempat.

“Kata suster yang berjaga, dokternya tidak ada kalau malam. Susternya menyarankan agar melakukan USG (ultrasonography) ke RS Bunda,” imbuh Abdul.

Setelah itu, ia bersama istrinya bergegas ke RS Bunda untuk melakukan USG kehamilan. “Habis rontgen di RS Bunda dengan biaya Rp 500, hasilnya pun keluar. Kata dokternya, janinnya sudah tidak ada (meninggal),” kata Abdul sedih.

“Kemudian langsung ke RSUD Blambangan lagi, langsung ditangani tuh malam, selesai diperiksa, kemudian dibicarakan, besok Minggu (6/12/2020) jam 12.00 WIB langsung dioperasi untuk mengeluarkan jasad janin,” sambungnya.

Abdul menuding kendalanya itu pada prosedur rapid test oleh pihak RS Yasmin, yang mengabaikan kondisi darurat.

“Seandainya saat itu langsung dioperasi, insya Allah selamat. Soalnya dokter sudah bilang ke saya, ini kontrol terakhir tidak usah ke sini lagi, besok langsung operasi,” tandasnya.

Sementara Manajer RS Yasmin Banyuwangi, Agus, saat dikonfirmasi terpisah, Senin (7/12/2020) siang di kantornya mengenai hal tersebut belum memberikan keterangan. “Masih kami cek dulu,” ucapnya singkat.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah