Peristiwa

Usai Bunuh Istrinya di Jember Pelaku Sempat Hidup Berpindah

JEMBER, FaktualNews.co – Suami pelaku pembunuhan istrinya sendiri di Jember, Solihin (36) warga Dusun Sira’an, Desa Tisnogambar, Kecamatan Bangsalsari, hidup berpindah-pindah saat kabur selama 5 hari.

“Pelaku kabur selama 5 hari setelah kejadian membunuh itu, dan ditangkap anggota Polsek Tempurejo Jumat (11/12/2020). Saat kabur pelaku berpindah-pindah tempat dari warung, dan balai desa,” kata Kasat Reskrim Polres Jember AKP Fran Dalanta Kembaren saat rilis di Mapolres Jember, Senin (14/12/2020).

Pelaku pembunuhan ibu rumah tangga itu ditangkap polisi di depan balai desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Jember, Jawa Timur, Jumat (11/12/2020).

Kepada polisi pelaku pembunuhan ibu rumah tangga di Jember itu mengaku selalu terbayang-bayang wajah istrinya yang mati dibunuhnya.

Dari penangkapan pelaku pembunuhan olisi mengamankan sebilah celurit, pakaian yang dipakai korban dengan bekas darah, dan ember berisi air bercampur darah bekas dan kain untuk membersihkan tubuh korban dan bekas darah di tubuh pelaku.

Kemudian juga motor yamaha Vega ZR berplat P 2113 LN yang dipakai pelaku untuk kabur dengan berpindah-pindah tempat.

“Untuk kaburnya sempat ke Jenggawah, dan berakhir di Kecamatan Tempurejo yang diketahui anggota polsek, yang kemudian menangkap pelaku,” ungkap Fran.

Pembunuhan ini berawal ketika korban dan pelaku sedang mengobrol santai membahas tentang kakak perempuan korban yang diketahui menjalani nikah siri.

“Awalnya itu ngobrol santai layaknya suami istri, membahas kakak korban yang menikah siri. Pelaku saat itu menasehati, mungkin kakaknya lebih baik menikah resmi,” kata dia.

Menurut pengakuan pelaku saat diinterogasi polisi, kata Fran, saat mengobrol santai itu, diduga korban tidak terima dengan nasehat pelaku yang juga masih suaminya itu. Karena dari pengakuan pelaku, istrinya atau korban itu dikenal tempramen apalagi dari segi fisik, lebih besar istrinya daripada pelaku.

“Kemudian terjadi perdebatan, dan sampai bertengkar,” katanya.

Selanjutnya pertengkaran semakin menjadi, bahkan korban langsung melayangkan bogem mentah ke wajah pelaku.

“Mendapat pukulan, pelaku pingsan karena pukulan itu. Saat pingsan itu pun juga ditunggui korban. Kemudian saat bangun dari pingsannya, terjadi pertengkaran lagi dan saling dorong,” ungkap Fran.

Saat pelaku jatuh, melihat ada sebilah celurit yang berada di bawah lemari. Kemudian diambil pelaku dan langsung diayunkan ke kepala korban.

“Ditebas sekali, mengenai kepala bagian belakang telinga. Setelah itu korban sempat melarikan diri ke ruang tamu dengan kondisi terluka untuk menyelamatkan diri. Dikejar pelaku dan lanjut pada pertengkaran, hingga sampai terjadi pergumulan,” jelasnya.

Saat pergumulan itu diduga pelaku semakin kalap, kemudian sembari mengayunkan sebilah celurit yang dipegangnya ke arah korban.

Karena ditemukan sejumlah luka di kepala dengan 3 bekas senjata tajam. Kemudian luka lebam di bagian dada sebanyak 6 kali pukulan. Juga dikuatkan dengan kondisi di ruang tamu yang banyak bekas darah.

“Korban pun terguling kembali ke dalam kamar (karena jarak ruang tamu dan ruang keluarga dekat), dan pelaku mengejar kemudian mencekik dan membenturkan kepala istrinya itu ke lantai. Hingga korban meninggal,” ulasnya.

Untuk penyebab kematian korban diduga karena benturan kepala di lantai. Dengan dibuktikan hasil visum adanya pendarahan di kepala.