FaktualNews.co

Lewati Jembatan Kayu, Truk Terjun ke Sungai Sedalam 6 Meter

Peristiwa     Dibaca : 633 kali Penulis:
Lewati Jembatan Kayu, Truk Terjun ke Sungai Sedalam 6 Meter
FaktualNews.co/Muhammad Hatta/
Warga melihat truk yang jatuh ke sungai saat hendak melewati jembatan kayu di Jember, Selasa (14/12/2020).

JEMBER, FaktualNews.co – Sebuah truk jatuh ke dalam sungai kering sedalam 6 meter di Dusun Panggul Melati, Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, Selasa (15/12/2020).

Peristiwa itu terjadi, karena truk nopol N 8805 UON 8805 UO nekat melewati jembatan yang terbuat dari bambu dan kayu.

Menurut sopir Roni (40), beberapa hari yang lalu dirinya pernah melewati jembatan yang memiliki lebar 3 meter, dan panjang 15 meter itu. Tapi saat itu tidak terjadi masalah, dan dirinya bisa melintas dengan aman.

Saat itu untuk mengambil bambu ke Desa Kepanjen.

Namun diduga karena jembatan yang terbuat dari bambu dan kayu itu sudah rapuh, juga lapuk dimakan usia. Jembatan itu tidak mampu untuk menahan bobot truk saat akan melintas.

“Saya kapan hari lewat sini (jembatan kayu), untuk mengambil bambu di Desa Kepanjen. Hari ini saya juga mau ambil bambu lagi. Saya tadi dari arah (Desa) Paseban,” kata Roni usai ditolong warga.

Jembatan kayu itu, diketahui menghubungkan Desa Kepanjen dan Desa Paseban. Untuk melewati jembatan itu, masyarakat yang melintas harus membayar dengan sejumlah uang.

“Mungkin karena dibangun swadaya katanya, jadi yang melintas harus bayar. Saya juga bayar Rp 10 ribu. Tapi pas saya baru jalan, ada bunyi kayak retakan gitu ‘kretak’ dan langsung saya dengan truk jatuh ke sungai itu,” ujar pria yang juga warga Desa Paseban, Kecamatan Kencong ini.

Akibatnya Roni yang diketahui hanya mengalami luka ringan, jatuh ke dalam sungai sedalam 6 meter dan sampai harus mendapat pertolongan warga. Sementara truk yang dikendarainya masih berada di dasar sungai yang kebetulan tidak ada airnya itu.

Roni pun mengaku terpaksa melewati jembatan kayu itu, karena jika harus mencari jalan lain. Harus memutar yang jaraknya cukup jauh.

“Kurang lebih 5 kilometer dari sini (lokasi truk jatuh ke sungai) ke arah timur. Arah ke Pantai Pancer, Kecamatan Puger. Makanya terpaksa lewat sini. Tapi ya malah apes,” ungkapnya menyesal.

Akibat kejadian itu, Roni pun mengaku kesusahan karena harus menyewa derek untuk mengangkat truknya dari dasar sungai.

“Niat mencari untung (mengambil bambu) malah rugi, karena harus cari derek, masih ditambah memperbaiki truk yang rusak,” ucapnya.

Sementara itu menurut Salah Seorang Warga Desa Kepanjen, Solehudin mengatakan jembatan kayu itu dibangun atas swadaya masyarakat untuk memotong jarak cukup jauh jika ingin menuju Desa Paseban.

“Karena daripada memutar sejauh 5 kilometer, jadi dibangunlah jembatan kayu ini. Karena swadaya ya mampunya membangun jembatan seperti ini,” kata pria yang akrab dipanggil Soleh ini.

Ia mengatakan, jembatan kayu itu sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu.

“Mungkin sudah puluhan tahun. Tapi saya lupa jelasnya kapan dibangun. Tapi sekitar dua atau tiga tahun yang lalu diperbaiki untuk mengganti kayu-kayu yang sudah lapuk,” jelasnya.

Karena dibangun swadaya, diakui oleh Soleh memang ada tarikan biaya bagi masyarakat yang melintas.

“Tujuan tarikan itu, untuk perawatan jembatan tersebut. Karena kan jika ada kayu atau bambu yang perlu diganti, ya diperbaiki. Uangnya dari tarikan itu,” ujarnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul