FaktualNews.co

Penemuan Bungkusan Mirip Pocong di Kota Pasuruan, Begini Kata Ahli Supranatrual

Peristiwa     Dibaca : 1233 kali Penulis:
Penemuan Bungkusan Mirip Pocong di Kota Pasuruan, Begini Kata Ahli Supranatrual
FaktualNews.co/Istimewa
Foto salah satu unggahan Akun Facebook Tauviq Hidayat berisi temuan buntel kecil mirip pocong berisi foto beberapa laki-laki dan perempuan di Makam Kelurahan Karangketug Kota Pasuruan, Jumat (18/12/2020).

SURABAYA, FaktualNews.co – Jagat maya dihebohkan kabar penemuan bungkusan mirip pocong berisi beberapa foto laki-laki dan perempuan di makam Kelurahan Karangketug, Kota Pasuruan. Menurut ahli supranatural, media semacam itu biasa dipakai oleh orang tak bertanggung jawab untuk hal-hal negatif.

“Ini biasanya media ini, satu bisa untuk santet, dua kehancuran rumah tangga,” ujar Becki Sakuri, ahli supranatural sekaligus Pengasuh Padepokan Lillaah Surabaya kepada media ini, Jumat (18/12/2020).

Pria yang biasa disapa Gus Becki ini menambahkan, jika dilihat berdasarkan barang-barang temuan di lokasi kejadian seperti beberapa foto laki-laki dan perempuan, sangat mungkin hal tersebut mengarah pada penghancuran atau upaya untuk memisahkan sebuah hubungan yang telah terjalin.

“Kehancuran ini macam-macam. Bisa rejekinya seret, terus rumah tangganya panas, pokoknya gegeran terus lah itu istilahnya, kalau itu rumah tangga. Kalau seumpama orangnya itu masih pacaran, berarti pisah,” lanjut Gus Becki.

Kasus itu, dalam pandangan Gus Becki, pemilik bungkusan mirip pocong bertujuan hendak merusak hubungan suami istri dalam kehidupan rumah tangga. Upaya mengubur bungkusan di area pamakaman, kata Gus Becki, bisa dimaknai dengan kematian.

Mati atine (hatinya), mati pikirane, mati sandang pangane, mati usahane. Intinya kehancuran,” lanjutnya.

Gus Becki menyampaikan, cara-cara seperti itu bisa dilakukan oleh paranormal alias dukun yang jasanya dipakai seseorang untuk mencelakai orang lain. Atau bisa juga dikerjakan sendiri tanpa bantuan ahlinya, sebab metode seperti ini sangat mudah untuk dipelajari. Tinggal mencari kapan hari dan waktu paling baik menjalankan aksi.

“Semua orang bisa,” singkatnya.

Bagi Gus Becki, praktik klenik semacam itu akan tetap subur terjadi walaupun masa telah memasuki era modern. Itu karena kebaikan dan keburukan kerap berjalan beriringan hingga akhir zaman.

Tetapi bagaimanapun bentuknya, lanjut dia, keampuhan serangan santet, guna-guna atau pelet melalui praktik seperti itu tergantung dari keadaan korban. Oleh karena itu, Gus Becki berpesan kepada masyarakat senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta juga merubah mindset menjadi selalu positif serta terus bersedekah.

“Karena serangan seperti itukan auranya negatif. Nah akhirnya nggak bisa menyatu, terbebas akhirnya,” tutup dia.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh