Jelang Masa Pemupukan, Petani Jember Desak Kementan Segera Alokasikan Pupuk Subsidi
JEMBER, FaktualNews.co-Petani di Kabupaten Jember mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) untuk segera menetapkan alokasi pupuk subsidi 2021 pada akhir tahun ini, dengan menerbitkan surat keputusan (SK) sebagai payung hukumnya.
Desakan dilakukan karena Desember ini memasuki masa tanam di Kabupaten Jember.
“Saat ini memasuki masa tanam, dan kami petani di Jember mendesak Kementan sebelum 25 Desember agar sudah menetapkan alokasi pupuk. Karena jangan sampai terlambat dan produktivitas pertanian rendah,” kata Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember Jumantoro, Senin (21/12/2020).
Desakan Jumantoro ini dilakukan, pasalnya belajar dari persoalan sebelumnya sekitar medio Agustus – September 2020 lalu. Dikala Kabupaten Jember mengalami kekosongan atau kelangkaan pupuk subsidi itu.
Terjadi penurunan produktivitas pertanian. Sehingga menyebabkan harga komoditas pertanian, baik itu sayur sayuran dan juga buah-buahan mengalami harga anjlok.
Bahkan hasil pertanian pun dari yang 6 ton merosot jadi 3 ton kala itu.
“Sehingga saat itu, kita terpaksa beralih memakai pupuk non subsidi yang mahal harganya. Bahkan pernah terjadi sampai memakai pupuk palsu. Karena kebutuhan pemupukan tidak bisa terlambat. Akhirnya berpengaruh pada produktivitas rendah,” akunya.
Alasan diterbitkannya SK tentang pupuk subsidi itu untuk segera dilakukan sebelum 25 Desember besok. Agar nantinya saat breakdown ke Provinsi Jawa Timur segera dapat diproses.
“Sehingga pada awal tahun 2021 pupuk subsidi benar benar bisa didapatkan oleh petani di daerah,” kata pria yang juga seorang petani asal Kecamatan Jelbuk ini.
Senada dengan yang disampaikan Jumantoro. Seorang petani asal Kecamatan Gumukmas , Desa Mayangan, Said mengatakan. Bahwa di wilayahnya saat ini sudah memasuki masa tanam padi.
“Nah kami di sini itu, untuk menanam padi itu, saya bersama petani lain setempat terpaksa mengandalkan pupuk non subsidi. Karena pupuk subsidi sudah tidak tersedia,” ungkapnya.
Namun kondisi itupun diakui Said, memberatkan bagi dirinya.
“Sehingga saya berharap segera ada perhatian pemerintah, soal pupuk subsidi ini,” katanya.
Jika kondisi ini bertahan sampai masa pemupukan nanti pada awal Januari 2021, Said mengaku tidak tahu lagi harus berbuat apa.
“Karena kami petani kecil, tentunya hanya bisa mengandalkan pupuk nonsubsidi itu. Tolong perhatikan jeritan suara kami ini,” tuturnya.