JEMBER, FaktualNews.co-Gereja Paroki Santo Yusup Jember menggelar perayaan natal secara daring, yang dapat diakses melalui akun youtube oleh para jemaat gereja.
Namun ikon pohon natal tetap dibuat. Pihak gereja membuat dua Pohon Natal yang tersusun dari tanaman dan sayuran. Kedua pohon natal setinggi kurang lebih 4 meter itu, sengaja dibuat berbeda. Pohon natal biasanya dibuat dari pohon cemara.
Menurut umat Kristiani, kedua pohon dari sayuran dan itu sebagai simbol keprihatinan dan harapan di masa Pandemi Covid-19.
Saat perayaan Malam Natal di Gereja tua Kota Jember itu, kedua pohon itu juga diberkati saat pelaksanaan Misa Malam Natal. Sebagai doa dari umat Kristiani agar pandemi Virus Corona di seluruh dunia segera berakhir.
“Perayaan Natal pada tahun ini, dirayakan di masa Pandemi (Covid-19). Adanya dua Pohon Natal ini, sebagai simbol Keprihatinan dan Harapan,” kata Pastor Kepala Gereja Paroki Santo Yusup Jember Romo Henrikus Suwaji, O Carm di sela Misa Malam Natal, Kamis (24/12/2020).
Ia mengatakan, hiasan Pohon Natal selalu diikuti perasaan Suka Cita. “Tapi karena saat ini Pandemi Covid-19, teriring doa bagi kami Umat Kristiani, untuk mendoakan dengan simbol dari kedua pohon ini,” katanya.
Henrikus menjelaskan, untuk Pohon Simbol Keprihatinan itu, memiliki makna di masa pandemi Covid-19 ini. “Kita mengalami situasi yang sulit dan persoalan lainnya, baik putus asa, menyerah, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Akan tetapi, lanjutnya, untuk Pohon Simbol Harapan, diisyaratkan pada saat ini untuk tidak menyerah dengan kondisi dan situasi yang ada.
“Artinya harapan ini, karena kelahiran Yesus itu memberikan harapan yang baru. Jadi dari dua simbol itu kita memaknai perayaan Natal pada tahun ini,” ulasnya.
Henrikus juga menambahkan, terkait alasan kedua Pohon Natal itu dibuat dari sayuran dan tanaman.
“Karena Gereja kami, selama masa Pendemi ini punya program ketahanan pangan. Mereka (jemaat Geraja) diajarkan untuk bercocok tanam di rumah masing-masing,” katanya.
Sehingga diharapkan pada masa Pandemi masih bisa memetik manfaat dan tidak hanya berpangku tangan dengan kondisi yang ada. Yang juga memberikan keberkahan dan kebaikan bagi keluarga umat Kristiani.
“Karena manfaat dari menanam ini, masih bisa memetik sayur-sayuran dan juga buah-buahan, sehingga mendapat manfaat makanan yang sehat,” tandasnya.
Untuk pelaksanaan Misa Malam Natal, pantauan di lokasi Gereja Paroki Santo Yusup dilaksanakan mulai pukul 5 sore. Yang kemudian berakhir sekitar pukul setengah 10 malam.
Keesokan harinya 25 Desember 2020, pukul 6 pagi akan digelar Misa Natal yang juga sama akan dilakukan lewat daring melalui akun youtube milik gereja.