MOJOKERTO, FaktualNews.co – Ketua Yayasan Majapahit, Drajat menyebut Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Mojokerto memiliki budaya ‘kagetan’ ketika ada pejabat negara mendatangi kawasan Balongcangkring, Kota Mojokerto.
Kawasan Balongcangkring yang berada di Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto itu menjadi tempat Yayasan Mojopahit membina berbagai warga tuna sosial dan merupakan eks lokalisasi.
Drajat menuturkan mulai reformasi hingga saat ini belum ada penjabat Pemda Kota Mojokerto maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) yang datang melihat kondisi eks lokalisasi Balongcangkring tempat Yayasan Mojopahit membina berbagai warga tuna sosial.
Oleh sebab itu, ketika Mensos Risma datang mengunjungi eks lokalisasi Balongcangkring, ia mengamati adanya budaya kagetan yang ditunjukkan oleh pemerintah daerah Kota Mojokerto.
“Begitu ada penjabat setingkat Menteri saja Pemkot gopoh (tergesah-gesah) semua,” tutur Drajat, Sabtu (2/1/2021).
Ia mempertanyakan kinerja Pemda Kota Mojokerto selama ini terkait dengan perhatiaannya kepada warga di komplek yayasan Majapahit.
“Termasuk Dinsos, baru kemarin ini lho dengan tiba-tiba datang, memaksa, meminta data warga yayasan Majapahit. Menurut saya itu tidak etis. Kok baru pada waktu ada kunjungan dari Mentri,” tegasnya.
Drajat menyesalkan sikap Pemerintah Kota Mojokerto yang selama ini tidak ada kepeduliannya kepada Yayasan Majapahit.
“Minimallah dari petugas Dinas Sosial itu koordinasi dengan Yayasan sini, kira-kira ada persoalan apa yang ada di yayasan sini. Katakanlah seperti anjal (anak jalanan),” kata dia.
Drajat mengaku bangga dengan gebrakan yang ditunjukkan Mensos Risma saat ini.
“Gebrakannya bu Risma saya sangat angkat topi, lansung sidak, yang saya dambakan seperti itu. Biar tahu persoalan sosial disini,” katanya.