JOMBANG, FaktualNews.co – Banjir yang melanda Dusun Beluk, Desa Jombok, Kesamben, Kabupaten Jombang, kian meluas. Warga pun mulai mengungsi lantaran banjir tak kunjung surut, Senin (11/1/2020).
Bahkan, jika dibandingkan beberapa hari yang lalu, ketinggian air semakin bertambah. Saat ini ketinggian air rata-rata 50 – 80 centimeter.
Beberapa warga akhirnya mengungsi akibat banjir ini. Warga lainnya masih memilih bertahan di rumahnya meskipun bagian dalam rumahnya sudah tergenang air banjir.
Terpantau, banjir bertambah ke arah barat hingga depan pabrik Kimia Farma yang terletak di ujung barat jalan di Dusun Beluk.
Warga setempat bernama Sri Utami (42) mengaku, memilih mengungsi karena air sudah masuk rumahnya hingga ketinggian di atas mata kaki.
“Mengungsi dari kemarin, ini tadi ‘ngambil’ barang. Kemarin airnya belum sampai masuk di dalam rumah, cuma di depan itu sudah penuh, pakai sepatu boot masih bisa keluar. (Sekarang) ini di dalam rumah sudah segini, di atas mata kaki,” ujar Sri Utami.
Sri Utami juga terpaksa mencari tempat indekos di rumah di ujung jalan sebelah barat yang tidak kebanjiran.
“Anak saya sudah di sana (sudah mengungsi duluan), (barang-barang berharga) sudah dinaikkan di atas lemari,” tuturnya.
Sri Utami berharap agar segera ada penanganan sehingga banjir tidak terjadi lagi, mengingat setiap tahun ketika musim hujan daerah tersebut selalu kebanjiran.
Dengan perahu, relawan pun memindahkan Sri Utami menuju rumah kos tempatnya mengungsi. Warga lain juga nampak sibuk memindahkan barang-barang berharganya.
Salah satunya seperti yang dilakukam Karnadi (56). Pria yang bekerja sebagai pembantu di salah satu rumah warga setempat ini juga memindahkan barang-barang milik majikannya ke tempat yang aman.
“Pindah ke rumah saudara, sudah penuh airnya di dalam rumah. Saya batur (pembantu), mindahkan barang, ikut memindahkan, ke dekat pabrik Kimia Farma,” ungkap Karnadi.
Sementara itu, Kepala Dusun Beluk, Desa Jombok, Sis Setyo Budiyanto mengatakan, banjir terjadi ini merupakan hari yang kesebelas.
Dia menjelaskan, banjir itu disebabkan oleh luapan air sungai Sipon yang melintasi desa setempat. Saat itu, warga memang melepas bagian filter sampah yang ada di dam tersebut. Ditambah lagi, beberapa hari terakhir wilayah di hulu juga diguyur hujan deras.
“Kemarin warga itu kan mau membersihkan itu, kalau memungkinkan dibersihkan ya dibersihkan, ataupun kalau memungkinkan di lepas ya di lepas, karena itu jelas menghambat,” jelas Kasun Beluk.
Dikatakan Kasun Beluk, ketinggaian banjir di jalan sudah mencapai hampir 1 meter. Saat ini, kata dia, sudah ada sekitar 170 rumah warga yang kemasukan air banjir.
“Sawahnya ya lebih luas, kemarin 80 Hektar. (Sekarang) kurang lebih 90-an (Hektar). Ini mungkin akses pertanian bisa terkait bantuan mungkin bisa diusahakan. Karena tiap tahun kita nggak pernah bantuan bibit atau apa, padahal kita itu kondisinya seperti ini,” pungkasnya.