JEMBER, FaktualNews.co-Dari tiga kecamatan di Kabupaten Jember yang dilanda banjir, Kecamatan Tempurejo merupakan wilayah terdampak paling parah. Di wilayah ini, terdapat 2.000 KK lebih terdampak banjir.
Selain Tempurejo, dua kecamatan yang juga dihajar banjir adalah Kecamatan Puger dan Gumukmas.
“Data sementara ini, ada 2320 KK terdampak, dan data itu masih berubah-ubah karena air belum surut, juga curah hujan masih terus terjadi,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo di lokasi Banjir, Kamis (14/1/2021) sore.
Untuk proses evakuasi, dilakukan secara bertahap dengan mendahulukan lansia dan bayi. Namun karena posko lokasi evakuasi korban terendam banjir, relawan mencari lokasi aman lain untuk tempat posko baru.
Heru mengatakan, untuk ketinggian air yang merendam rumah warga kisaran 30 sentimeter sampai 1 meter.
“Untuk Kecamatan Tempurejo, air terus naik hingga ketinggian satu meter karena luapan Sungai Kalisanen. Ada 3 desa yang terdampak. Yakni Desa Andongrejo, Desa Wonoasri, dan Desa Curahnongko,” katanya.
Terkait proses evakuasi warga saat ini masih terus dilakukan relawan BPBD Jember. Selain itu juga dibantu unsur relawan lainnya, dan juga dibantu anggota polisi dan TNI.
“Untuk unsur relawan, dari Tagana, MDMC, SAR OPA Jember, dan juga lain-lainnya. Bahkan karena personel kurang dengan luasnya jangkauan yang terdampak banjir, saat ini dari BPBD Provinsi Jatim perjalanan ke Jember,” katanya.
Sementara itu menurut salah seorang anggota BPBD Jember Anang, saat ini relawan yang bertugas masih terus melakukan proses evakuasi.
“Untuk proses evakuasi, kita utamakan dulu yang lansia dan bayi. Untuk lansia ada 15 orang yang kita evakuasi, dan 2 bayi dengan ibunya. Ke tempat aman,” kata Anang.
Namun Anang mengatakan, terkait lokasi posko evakuasi awal diketahui terendam banjir.
“Sehingga kita masih mencari lokasi aman untuk tempat evakuasi warga ini. Juga nantinya untuk tempat menaruh logistik bagi korban banjir,” katanya.
Selain itu, kata Anang, warga di desa yang terdampak banjir masih bertahan di rumah masing-masing. Belum mau untuk dievakuasi.
“Karena mereka (para korban) beralasan masih menjaga harta bendanya. Jadi belum mau dievakuasi. Selain itu hewan-hewan ternak juga dievakuasi sendiri oleh warga di tempat aman dan dijaga sendiri. Tapi tadi ada ratusan ayam potong hanyut dibawa arus air,” ungkapnya.
Terkait jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir juga masih terus bertambah. Juga untuk rumah warga yang terendam banjir tercatat ada ratusan rumah.
“Tim kami masih melakukan assesment, yang jelas jumlah korban terdampak masih terus bertambah. Hanya saja untuk korban jiwa masih belum diketahui, karena tim masih melakukan assesment,” imbuhnya.