FaktualNews.co

Dua Orang di Situbondo Meninggal Dunia Akibat DBD

Peristiwa     Dibaca : 676 kali Penulis:
Dua Orang di Situbondo Meninggal Dunia Akibat DBD
FaktualNews.co/istimewa
Ilustrasi nyamuk aedes aegypti, yangm menularkan virus DBD.

SITUBONDO, FaktualNews.co-Penyakit demam berdarah dengue (DBD) mulai mewabah di Kabupaten Situbondo. Bahkan, dalam sepekan ini, dua warga Desa Sopet, Kecamatan Jangkar, Situbondo meninggal akibat virus yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

Sufyan (31), warga Desa Sopet, Kecamatan Jangkar mengatakan, sudah ada dua orang warga meninggal dunia karena penyakit demam berdarah. Itupun rentang waktu kematian keduanya tidak jauh.

“Oleh karena itu, agar penyakit DBD tidak mewabah saya minta kepada petugas Puskesmas Jangkar, untuk melakukan pengasapan atau fogging di Desa Sopet,”kata Sufyan, Jumat (15/1/2021),

Diakui dirinya sudah meminta kepada Puskesmas Jangkar, untuk melakukan fogging atau pengasapan. Tetapi, sampai sekarang belum ada tanggapan.

“Padahal, kami sudah lama minta foging,”bebernya.
Dia menyayangkan lambatnya respon dari pemerintah. Seharusnya, ketika ada kejadian seperti itu, langsung ada tindakan. “Tidak harus menunggu ada laporan masyarakat,”imbuhnya.

Sufyan berpendapat, jika tidak ada langkah cepat, bisa saja ada orang lain yang terjangkit demam berdarah. Makanya, dia mendesak pemerintah daerah lebih responsif. “Biar tidak jatuh korban lagi,” ujarnya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Situbondo, Imam Hidayat menerangkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Puskesmas Jangkar.

Dia mengatakan, pihak puskesmas sudah mendapatkan laporan adanya warga Desa Sopet meninggal karena demam berdarah. “Saya sudah minta untuk ditindaklanjuti. Kalau minta fogging, saya sudah perintahkan segera difogging,” ujarnya.

Tetapi, fogging sebenarnya tidak terlalu efektif dalam mencegah demam berdarah. Sebab, pengasapan hanya membunuh nyamuk. Sedangkan jentik sebagai cikal-bakal nyamuk dewasa, tetap hidup. “Cara membunuh jentik adalah menutup tempat berkembang biaknya,” tambah Imam.

Karena itu, yang paling penting adalah, menjaga kebersihan lingkungan. Kemudian, menutup lubang-lubang atau tempat yang memungkinkan terjadi genangan air. “Air menggenang salah satu tempat berkembang biaknya nyamuk,” jelas Imam.

Dia mengaku, ada beberapa kasus DBD belakangan ini. Karena itu, akan menjadi perhatian pemerintah. Dinkes belum merekap kasus di tahun ini. “Tetapi selama 2020 tercatat 233 kasus,” pungkasnya

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah