FaktualNews.co

Patung Gajah Mada di Wisata Desa Mojokerto, Amanah Raja-Raja Nusantara

Wisata     Dibaca : 3171 kali Penulis:
Patung Gajah Mada di Wisata Desa Mojokerto, Amanah Raja-Raja Nusantara
FaktualNews.co/Muhammad Lutfi Hermansyah
Patung Gajah Mada raksasa yang berada di Wisata Desa Bumi Mulyo Jati, Desa Randugenengan, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Pembanguanan Patung Gajah Mada yang berada di Wisata Desa Bumi Mulyo Jati, Desa Randugenengan, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto merupakan amanah dari raja-raja Nusantara.

Patung yang kini yang menjadi ikon destinasi wisata tersebut, menarik perhatian para pengunjungnya. Hal itu karena bangunan patung Gajah Mada itu berukuran raksasa dengan tinggi 30 meter dan lebar 9 meter.

Pemilik Wisata Desa, Mulyono bercerita, bahwa pembangunan patung Gajah Mada raksasa bukanlah kehendak dirinya sendiri. Melainkan ia mendapat amanah dari raja-raja Nusantara yang disampaikan langsung kepada dirinya melalui Forum Silahturahmi Keraton Nusantara (FSKN) pada tahun 2005.

“Yang menyampaikan langsung ketua FSKN pada waktu itu Raja Ida Tjokorda Denpasar IX,” katanya saat berbincang dengan FaktualNews.co, Sabtu (16/01/2020).

Sebelum mulai pembangunannua pada tahun 2016, terlebih dahulu digelar do’a bersama dengan raja-raja disertai budaya adat di Bali. Bukan tanpa sebab FKSN memberikan amanah membangun patung tersebut. Mulyono menyebut, sebagai pertanda adanya sumber air Pertirtaan Wening Kahuripan yang ada di dalam kawasan Wisata Desa miliknya itu.

“Alasannya, karena sudah waktu setelah 500 tahun Majapahit runtuh dan sebagai pertanda adanya sumber mata air Pertirtaan Wening Kahuripan,” ujarnya pria juga menjabat sebagai bendahara PCNU Kabupaten Mojokerto itu.

Pertirtaan Wening Kahuripan merupakan salah satu dari 3 titik sumber Majapahit. Dimana 3 sumber itu menjadi objek kunjungan wisata religi orang Bali ke Majapahit.

Mulyono menjelaskan, berkunjung ke tempat-tempat Majapahit bagi mereka (orang Bali) seperti wisata religinya, layaknya orang islam berkunjung ke makam Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad. Selain sebagai pertanda adanya Pertirtaan Wening Kahuripan, juga sebagai wujud pemersatu nusantara.

“Jadi kita ingin generasi muda terutama ingat jika dulu ada orang besar dari Majapahit,” tandasnya.

Ketika ditanya besaran dana yang dikeluarkan untuk membangunan patung Gajah Mada, Mulyono enggan menjawab nilainya. Namun ia menegaskan, dana yang dipakai dari dan pribadinya sendiri.

“Tidak bisa dihitung, kalau aku bicara orang Cina yang membangun patung di Tuban yang hampir sama tingginya dengan ini, itu saja dia hambis Rp6 milyar,” paparnya sambil tersenyum.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin