FaktualNews.co

Banjir Bengawan Jero Lamongan Meluas, 8 Ribu Rumah Warga Terdampak

Peristiwa     Dibaca : 1097 kali Penulis:
Banjir Bengawan Jero Lamongan Meluas, 8 Ribu Rumah Warga Terdampak
FaktualNews.co/Istimewa
Seorang warga melintas dengan sepeda motornya di genangan air luapan Bengawan Jero, Kabupaten Lamongan, Sabtu (16/1/2021).

LAMONGAN, FaktualNews.co – Meski Pemerintah Kabupaten Lamongan sudah berupaya menanggulangi banjir dengan membersihkan enceng gondok di aliran Bengawan Jero, ternyata banjir masih meluas.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan, hingga saat ini tidak kurang dari 8 ribu rumah warga terdampak luapan Bengawan Jero tersebut. Mereka tersebar di 7 wilayah kecamatan yakni Kecamatan Deket, Glagah, Karangbinangun, Kalitengah, Turi, Pucuk dan Karanggeneng.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan Mugito mengatakan, banjir kali ini merupakan banjir yang terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dia menyebut banjir tahun ini bertepatan dengan puncak musim hujan.

“Totalnya ada 8 ribu rumah warga yang terdampak banjir di 54 desa. Iya mudah-mudahan banjir ini segera surut dan aktivitas masyarakat bisa kembali normal,” kata Mugito, Sabtu (16/1/2020).

Pemerintah sendiri saat ini sudah melakukan beberapa upaya dalam menanggulangi dampak banjir, seperti pembersian enceng gondok yang menghambat aliran sungai Bengawan Jero, serta memberikan obat-obatan kepada warga yang terdampak dan mendistribusikan air bersih.

“Kita terus berupaya agar banjir ini tidak semakin meluas, diperkirakan air tidak akan surut malah tambah banyak jika turun hujan deras dengan durasi yang lama,” jelasnya.

Ardyansah (46), salah satu warga Desa Tiwet, Kecamatan Kalitengah mengaku. Banjir Bengawan Jero, selain menggenangi rumah warga, banjir juga mengakibatkan perekonomian masyarakat terhenti.

Pasalnya sejak banjir melanda, warga yang umumnya berprofesi sebagai petani dan petambak tidak lagi bisa bekerja karena sawah dan tambak ikannya pun terendam air.

“Kami tidak bisa berbuat apa-apa sejak banjir melanda dan ini sangat berdampak terhadap perekonomian kami,” kata Ardy.

Lebih jauh Ardy juga kesulitan saat hendak melakukan aktivitas, seperti menjual ikan hasil tangkapan ke pasar dan membeli keperluan sehari-hari untuk kebutuhan hidup harus memakai perahu sebagi alat transportasi.

Namun transportasi sungai yang biasa dilalui saat ini tidak bisa, sebab sungai yang biasanya dilalui masyarakat dengan perahu dipenuhi enceng gondok.

“Ya sejak terjadinya banjir, kami mengunakan perahu sebagai alat transportasi dan ini juga kita lakukan saat banjir terjadi pada tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Ardy.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh