FaktualNews.co

Rawan Dicuri, DLH Tulungagung Tebang Pohon Sono Keling

Peristiwa     Dibaca : 757 kali Penulis:
Rawan Dicuri, DLH Tulungagung Tebang Pohon Sono Keling
FaktualNews.co/Latif Syaipudin/
Petugas saat menata kayu tebangan pohon sono keling di Garasi DLH Tulungagung, Kamis (21/1/2021).

TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Untuk mengantisipasi potensi pencurian, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung menebang tiga pohon sono keling di Desa Wonorejo Kecamatan Sumbergempol. Karena selama ini tercatat beberapa kali terjadi pencurian pohon sono keling.

Dari catatan DLH Tulungagung, pada tahun 2019 terdapat 8 kali pencurian pohon sono keling, pada tahun 2020 lalu ada 1 kasus pencurian dengan kisaran kerugian negara ditaksir Rp 240 juta.

“Dari data yang kita inventarisir, di Tulungagung khususnya di tepi jalan wilayah kabupaten terdapat 124 pohon yang saat ini masih hidup,” terang Makrus Manan, Kabid Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung, Kamis (21/1/2021).

Dari 124 pohon yang masih hidup itu, tersebar di 6 Kecamatan yaitu Rejotangan, Sumbergempol, Bandung, Campurdarat, Kalidawir, dan Pakel.

“Ini rencananya kita akan mengadakan rapat dengan pihak terkait, kalau memang boleh maka akan dilelang dan ditebang semua pohonnya,” papar Makrus.

Sedangkan untuk tindak lanjut 3 pohon yang ditebang ini, juga masih menunggu hasil rapat dengan pihak terkait bagaimana baiknya.

“Kita juga sudah didukung oleh pak kepala Dinas, tapi untuk kelanjutan nanti menunggu hasil rapat, apakah nanti dilelang atau gimana,” jelasnya.

Kondisi 3 pohon ini, 2 sudah dalam kondisi mati dan 1 sudah dalam keadaan diretas batangnya. Bahkan satu diantaranya sudah bertanda silang hitam.

“Kalau untuk harga ketiga pohon ini, bisa mencapai Rp 200 jutaan, makanya kita sifanya menyelamatkan aset negara, daripada hilang, kita juga menyiapkan reboisasi,” terangnya.

Selain itu, pihaknya juga merencanakan dan mengusulkan dalam rapat yang akan digelar bersama pihak terkait untuk menebang 124 pohon sono keling tersebut, kemudian dijual dan masuk ke salam kas daerah.

“Rencana kita seperti itu, namun kita tidak tahu nanti. Daripada nanti hilang lagi, kita selama ini juga melakukan pemantauan terus, ada yang mobilitas melakukan pengawasan,” pungkas Makrus.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul