SURABAYA, FaktualNews.co – Arkeolog berhasil menemukan sebuah harta karun besar yang langka berupa 650 koin perak dalam sebuah kendi di sebuah situs purbakala berusia 5.000 tahun di Aizanoi, yang terletak di provinsi Kutahya, Turki.
“Ini 651 koin perak dari era Kaisar Augustus. Temuan ini merupakan koleksi yang sangat istimewa dan unik,” kata Elif Özer, profesor di Universitas Pamukkale dan arkeolog yang bertanggung jawab atas penggalian di Aizanoi kepada Anadolu Agency.
Koleksi koin kuno terdiri dari 439 koin Romawi perak dinar dan 212 koin cistophorus yang berasal dari kota Yunani kuno Pergamon. Tim arkeologi percaya bahwa koin itu mungkin milik seorang prajurit berpangkat tinggi.
“Koin perak ini adalah ‘album koin’ dari abad terakhir periode Republik Romawi. Ini merupakan koleksi yang sangat istimewa dan unik,” kata Özer.
Profesor itu juga menyebut penemuan tesebut juga sebagai koleksi koin perak paling luar biasa yang ditemukan belakangan ini.
Özer mengatakan, koin Romawi kuno ditemukan di kendi yang dilindungi oleh pelat terakota. Kendi itu ditemukan dan digali dengan hati-hati di jalur air yang melewati situs berusia 5.000 tahun. Para ekskavator menemukan kendi tersebut saat mengerjakan proyek perahu sungai.
Menurut Daily Sabah, tujuan dari proyek ini adalah memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk menjelajahi reruntuhan situs dengan perahu layar yang akan melewati saluran air “seperti yang dilakukan orang Romawi berabad-abad yang lalu.”
Koin-koin itu sekarang dipamerkan di Museum Peradaban Anatolia di Ankara. Özer mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa tim arkeologi saat ini sedang mempersiapkan artikel jurnal dan buku dalam bahasa Turki dan Inggris untuk mempromosikan penemuan koin Romawi kuno yang langka dan tak ternilai harganya tersebut.
Aizanoi; Kota Arkeologi
Kota kuno Aizanoi terletak 57 kilometer (35 mil) dari pusat kota Kütahya di Turki barat. Kota Aizanoi dijuluki sebagai “Efesus kedua di Turki” dan masuk dalam daftar sementara warisan dunia UNESCO pada tahun 2012.
Tim arkeologi Turki yang dipimpin oleh Departemen Arkeologi Universitas Pamukkale telah bekerja di situs tersebut sejak 2011 dan mereka memulai pekerjaan restorasi di sana pada Juni 2020 setelah bertahun-tahun kerusakan akibat tanah longsor dan gempa bumi.
Sebelumnya, para arkeolog dari Institut Arkeologi Jerman bekerja di situs tersebut dari tahun 1970 hingga 2011.
Temuan paling terkenal di situs itu adalah Kuil Zeus. Kuil itu disebut-sebut sebagai kuil paling terawat terbaik dalam rangka menghormati dewa Yunani di seluruh Anatolia kuno.
Di kuil itu juga terdapat reruntuhan teater dan stadion kuno yang mengesankan, gimnasium, lima jembatan, gedung perdagangan, kuburan, dua pemandian umum, dan gua suci yang disebut Meter Steune, yang digunakan sebelum abad pertama SM.
Penggalian di Kuil Zeus menunjukkan bahwa telah ada pemukiman di situs tersebut sejak 3000 SM. Kekaisaran Romawi merebut kota itu pada 133 SM.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki mengatakan bahwa kota itu “mengalami zaman keemasannya pada abad kedua dan ketiga M dan menjadi pusat keuskupan di era Bizantium.” Situs itu ditemukan kembali pada tahun 1824 oleh wisatawan Eropa.