TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Cikal merupakan istilah dalam bahasa jawa dari tunas muda pohon kelapa. Di Tulungagung, cikal mampu diolah menjadi tanaman budidaya dengan harga hingga ratusan ribu rupiah.
Adalah Benik (47) warga Dusun Cluwok Desa Bono Kecamatan Boyolangu yang telah berhasil menyulap dan membudidayakan cikal menjadi bonsai. Cikal karnyanya mampu dijual dengan kisaran harga Rp. 60 ribu hingga lebih dari Rp. 500 ribu.
Uniknya, cikal tersebut didapatkan dari limbah kelapa tua untuk santan yang tidak terjual.
“Kebetulan untuk cikal-nya ini didapatkan dari kelapa yang tidak laku dijual. Kelapanya yang sudah tua dan dagingnya tipis untuk santan. Kalau di jual harganya hanya Rp. 1.500,” jelasnya, Minggu (31/1/2021).
Benik menceritakan, dengan rendahnya harga kelapa tua dan mendapat inspirasi dari temannya yang kebetulan juga membudidayakan cikal sebagai bonsai, dia terinspirasi dan mulai membudidayakan dari limbah kelapa yang ada.
“Awalnya lihat teman juga seperti ini, kemudian kok unik, setelah belajar dari teman kemudian lihat youtube dan membudidayakan limbah kelapa tua menjadi bonsai cikal,” terangnya.
Saat ini, merupakan kloter kedua budidaya dalam skala yang besar yang telah ditekuni selama 6 bulan belakangan ini.
“Kalau yang budidaya pertama sudah habis, ini sudah masuk yang kedua. Karena gini, dari cikal yang ada diproses hingga muncul tunas kelapa muda,” jelasnya.
Pascamunculnya tunas tersebut, kemudian diproses mulai pengupasan serabut, pemolesan cangkang kelapa, hingga penempatan di media tanam.
“Kalau prosesnya mudah, mulai dari proses penumbuhan tunas, pemolesan cangkangnya karena memang harus di poles, sampai penempatan di media tanam yang bisa berupa media tanah maupun di air,” papar Benik.
Saat ini, Benik memiliki beberapa varian bonsai cikal kelapa, dari kelapa kuning, kelapa hijau, kelapa bumbu, dan kelapa lainnya.
“Kalau pada dasarnya semua kelapa bisa, yang penting nanti daunnya bisa pecah seperti daun blarak. Itu nanti harganya akan mahal,” imbuhnya.
Dari hasil usahanya tersebut, Benik mengaku mendapatkan keuntungan jutaan rupiah. Bahkan peminatnya juga berasal dari luar Kabupaten Tulungagung.
“Satu bulan bisa sampai 15 bonsai yang terjual. Ini rata-ratanya. Kalau untuk untungnya ya segitulah, melihat harganya masing-masing,” pungkas Benik.