Bisnis Nasi Sodu, Kuliner Khas Situbondo yang Coba Bertahan di Tengah Pandemi
SITUBONDO,FaktualNews.co-Jika para wisatawan berkunjung ke Kabupaten Situbondo, kurang lengkap rasanya kalau tidak menikmati suguhan khas kuliner Situbondo, yakni nasi sodu di sejumlah warung di Kabupaten Situbondo.
Nasi sodu merupakan khas kuliner Situbondo, yakni campuran antara nasi dengan sayur santan labu kuning, dengan lauk ikan laut jenis cakalang, ditambah sambel trasi kecambah dan timun.
Namun, sejak pandemi virus corona (Covid-19) itu, memberikan dampak terhadap para pedagang kuliner khas Situbondo, seperti pedagang nasi sodu di Desa Trigonco, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo. Bahkan, omzet penjualan anjlok hingga 65 persen.
Hj Sunaya (65), penjual nasi sodu asal Desa Trigonco, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 melanda, setiap hari menghabiskan beras seberat 50 kilogram.
“Namun, sejak pandemi Covid-19, omzet penjualan turun drastis hingga 65 persen. Kini setiap hari hanya menghabiskan beras 15 kilogram saja. Padahal, sebelum pandemi Covid-19, setiap hari menghabiskan beras 50 kilogram,” ujar Hj Sunaya, di warungnya, Senin (1/2/2021) .
Menurutnya, nasi sodu merupakan kuliner khas Situbondo, utamanya pada dua kecamatan timur Kabupaten Situbondo, yakni Kecamatan Asembagus, Kecamatan Banyuputih, nama sodu sendiri itu diambil dari penyajiannya, karena pertama kali sodu disajikan menggunakan daun pisang, dengan sendok yang juga terbuat daun pisang atau sodu (bahasa madura sodu).
“Namun, seiring dengan bertambahnya waktu, saat ini, penyajian nasi sodu menggunakan piring dengan sendok,” bebernya.
Nenek dengan lima ini cucu menambahkan, dirimya mulai membuka usaha jualan nasi sodu sekitar 30 tahun lalu, yakni mulai harga Rp.3000 setiap porsinya. Namun, saat ini, harga nasi sodu setiap porsinya sebesar Rp.7000.
“Setiap hari, saya membuka warung nasi sodu mulai pukul 16.00 hingga pukul 24.00 di warung permanen di simpang tiga traffick light di Desa Trigonco, Kecamatan Asembagus, Situbondo,”mbuhnya.
Hj Sunaya menegaskan, peminat nasi sodu semakin banyak. Selain itu, untuk memberikan aroma yang khas, proses memasak nasi sodu itu menggunakan tungku dengan bahan kayu bakar.
“Saya bangga bisa berjualan nasi sodu, sebab bisa melestarikan kuliner lokal, dengan proses memasak nasi masih menggunakan tungku dengan bahan kayu bakar,” pungkasnya.