SITUBONDO, FaktualNews.co – Dusun Karang Kenek yang ada di Desa Olean, Kabupaten Situbondo dikenal hanya bisa dihuni sebanyak 26 Kepala Keluarga (KK).
Jika penduduk di dusun Karang Kenek lebih dari 26 kepala keluarga maka akan ada yang meninggal atau tidak betah tinggal di dusun itu sehingga memutuskan untuk pindah ke lain tempat.
Mitos itu pun membuat dusun Karang Kenek kemudian dikenal juga sebagai dusun mistis. Sementara itu, masyarakat setempat justru merasa bangga karena dusun mereka memiliki tradisi budaya unik yang bisa diperkenalkan ke masyarakat luas.
Hingga kini kepercayaan bahwa dusun Karang Kenek hanya bisa dihuni oleh sebanyak 26 kepala keluarga tetap ditaati oleh masyarakat setempat.
Kepala Desa (Kades) Olean, Ansori mengatakan, mitos yang kini menjadi ciri kas Dusun Karang Kenek dimulai dari cerita hidup leluhur yakni tentang Pangeran Tunggul Angin yang konon sebagai orang pertama tinggal di Dusun Karang Kenek.
“Ada dua versi tentang cerita Pangeran Tunggul Angin, versi pertama Pangeran Tunggul Angin yang merupakan keluarga kerajaan Andolang di Pulau Madura. Pada saat itu mempunyai 30 murid, namun diserang oleh gerombolan dari luar Dusun Karang Kenek, sehingga empat muridnya gugur dalam pertempuran tersebut,” jelasnya saat ditemui rumahnya, Senin (1/2/2021).
Sedangkan versi kedua adalah, Pangeran Tunggul Angin terlibat perjanjian dengan mahluk gaib, sehingga meminta kepada empat muridnya untuk meninggalkan Dusun Karang Kenek.
“Banyak warga yang ziarah ke makam Tunggul Angin, yang berlokasi di sebelah utara wisata KK 26,” beber Ansori.
Ansori menambahkan, konon Pangeran Tunggul Angin merupakan keluarga Kerajaan Andolang di Madura. Pada masa itu Potre Koneng yang merupakan salah satu putri Raja di Madura sering berkunjung Dusun Karang Kenek untuk bersilaturrahmi dengan Pangeran Tunggul Angin.
“Karena di Dusun Karang Kenek ada kolam atau pemandian untuk Potre Koneng. Bahkan, searah dengan kolam juga ada sumur yang tidak berubah baik warna maupun rasanya, konon sumur tersebut dibuat langsung oleh Pangeran Tunggul Angin,” imbuhnya.
Ansori menegaskan, Dusun Karang Kenek ini kemudian dikenal juga dengan sebutan Karang Kenek 26 KK. Hal itu lantaran kuatnya mitos yang melingkupi dusun tersebut. Keyakinan warga dusun tentang mitos itu semakin kuat lantaran pernah ada beberapa bukti yang menguatkannya.
“Apabila di dusun itu jumlah keluarganya lebih dari 26, ada saja hal yang terjadi. Mulai dari tidak betah atau ada juga yang meninggal dunia. Peristiwa-peristiwa masa lalu itulah yang semakin mengekalkan mitos Karang Kenek hanya bisa dihuni sebanyak 26 KK,” jelasnya.