FaktualNews.co

Puluhan Hektar Tanaman Padi di Situbondo Diserang Hama Wereng

Ekonomi     Dibaca : 1010 kali Penulis:
Puluhan Hektar Tanaman Padi di Situbondo Diserang Hama Wereng
FaktualNews.co/Fatur Bari/
Penyemprotan serentak hama wereng di Situbondo.

SITUBONDO, FaktualNews.co – 50 hektar tanaman padi di Kabupaten Situbondo diserang hama wereng batang coklat sejak sebulan terakhir, sehingga petani terancam gagal panen.

Hama wereng ini menyerang empat wilayah lumbung padi di antaranya, Kecamatan Kapongan, Mlandingan, Suboh dan Besuki.

Hama wereng batang coklat tersebut menjadi momok para petani karena bisa menyebabkan tanaman padi langsung mati gosong seperti terbakar.

“Kalau usia padi di bawah 55 hari terserang hama wereng, bisa menyebabkan tanaman tidak berbunga. Sedangkan tanaman di atas usia 60 hari, bisa menyebabkan tanaman tidak akan berbuah sempurna,” kata Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Sentot Sugiyono, Selasa (2/2/2021).

Menurutnya hama wereng batang coklat bekembang biak lebih cepat di musim hujan. Membasmi hama wereng juga tidak mudah, karena harus dilakukan serentak di suatu kawasan, karena jika hanya salah satu lahan saja yang disemprot pestisida maka hama akan berpindah ke tanaman padi di sawah lainnya.

Untuk membasmi hama wereng agar tidak meluas, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Situbondo akan melakukan sosialisasi kepada petani tentang cara memberantas hama ini. Karena hama wereng batang coklat tidak ada di daun tapi di batang.

“Banyak petani tidak tahu soal ini,” tandas Sentot.

Selain itu juga akan dilakukan penyemprotan secara serentak seperti gerakan di Kecamatan Kapongan.

“Tidak bisa dilakukan penyemprotan perorangan, tapi harus dilakukan serentak di satu kawasan,” ujarnya.

Sentot menjelaskan, di Situbondo ada 5000 hektar lahan IP300 yang merupakan lumbung padi. Bahkan, sebagian lahan ini sudah terserang hama wereng mulai dari ringan sampai sedang.

”Hama wereng ini masih bisa diselamatkan, asalkan penyemprotannya dilakukan secara bersama-sama,” kata dia.

“Faktornya karena endimis dan tahun lalu sebagian juga diserang. Ini karena faktor alam dan petani tidak beralih tanaman. Bagi lahan yang sudah terserang kemungkinan besar bisa diselamatkan asalkan kompak melakukan gerakan pembasmian bersama,” pungkas Sentot.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul