FaktualNews.co

Dirugikan, Puluhan Petani Situbondo Protes Pengelola Tambak Udang CV Tanjung Mangaran

Peristiwa     Dibaca : 1237 kali Penulis:
Dirugikan, Puluhan Petani Situbondo Protes Pengelola Tambak Udang CV Tanjung Mangaran
FaktualNews.co/fatur
Puluhan hektare sawah tergenang air akibat penutupan saluran pembuangan yang dilakukan pengelola tambak.

SITUBONDO,FaktualNews.co-Puluhan petani Desa Tanjung Glugur, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, melakukan protes terhadap pengelola tambak udang CV Tanjung Mangaran. Pasalnya, pengelola tambak menutup saluran pembuangan, Kamis (4/2/2021).

Akibat saluran pembuangan air ditutup oleh pengelola CV Tanjung Mangaran, Situbondo, puluhan hektar sawah milik para petani setempat tidak dapat ditanami, karena tergenang air. Bahkan, ini berlangsung dua tahun.

Untuk menyelesaikan konflik antara para   petani dengan CV Tanjung Mangaran, puluhan  petani Desa Tanjung Glugur, Kecamatan Mangaran, Situbondo, mereka  mengikuti rapat mediasi dengan pengusaha tambak di kantor setempat.

Bahkan, dalam  rapat mediasi itu,dihadiri ketua dan anggota  Komisi III DPRD Situbondo, Kepala  DLH Kabupaten Situbondo, Kades Tanjung Glugur Annisatul Arifah, pengelola tambak dan para petani setempat.

Salah seorang petani bernama Rudi Hartono mengatakan, persoalan antara petani dan pengusaha tambak sejatinya sudah terjadi cukup lama. Sekitar dua tahun lalu. Namun dari waktu ke waktu, tidak juga ditemukan solusi.

“Awalnya tidak ada masalah antara petani dan pengusaha tambak. Saluran pembuangan disediakan di sebelah timur. Namun entah mengapa, secara tiba-tiba saluran tersebut ditutup,” jelasnya.

Setelah itu, kata Rudi, pengusaha tambak kembali membuat saluran pembuangan. Tepatnya di sebelah utara lahan tambak. “Namun setelah beberapa waktu, saluran tersebut kembali ditutup. Setelah itu dibuatkan saluran ke arah barat,” ungkapnya.

Tapi sayang, saluran yang baru dibuat itu taidak bekerja maksimal. Sebab posisi tanah di sebelah barat lebih tinggi dari timur. Sehingga air tidak bisa mengalir ke barat.

“Kan tidak mungkin air mengalir ke tempat yang lebih tinggi. Alhasil, lahan pertanian warga tergenangi air saat musim hujan. Hal tersebut tentu sangat merugikan,” jelasnya.

Salah satu dampaknya adalah turunnya harga tanaman yang ditanam di lahan tersebut. “Seperti jagung milik saya. Biasanya penghasilan saya dari menanam jagung Rp 10 juta, menjadi turun. Pembeli menawar lebih rendah karena kondisinya kurang bagus. Menjadi Rp 8 juta,” terangnya.

Selain itu, sejumlah juga tidak bisa menanam dan panen tepat waktu. “Pokoknya cukup banyak dampaknya. Kita sangat dirugikan,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Tanjung Glugur, Anisatul Arifah. Menurutnya, sudah cukup banyak warga yang datang kepadanya untuk meminta tolong. “Maka dari itu saya mengundang DPRD untuk minta tolong agar dilaksanakan mediasi. Dan alhamdulillah mediasi berjalan lancar,”bebernya.

Menurut dia,  pihak pengusaha tambak sudah siap untuk membuat saluran pembuangan untuk petani. “Rencananya saluran tersebut akan dialirkan dari arah selatan ke utara  sehingga tembus ke laut. Semoga saja benar-benar terlaksana,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah