FaktualNews.co

Bangunan Bekas Benteng Belanda Ditemukan di TPU Panarukan Situbondo

Sosial Budaya     Dibaca : 1360 kali Penulis:
Bangunan Bekas Benteng Belanda Ditemukan di TPU Panarukan Situbondo
FaktualNews.co/fatur
Tembok bangunan bekas benteng Belanda di area TPU di Situbondo. 

SITUBONDO, FaktualNews-Situs sejarah diduga bekas benteng peninggalan kolonial  Belanda ditemukan di sebuah Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Desa Peleyan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Situs itu berupa bangunan tembok berbentuk segitiga dengan panjang tiap sisinya mencapai 150 meter. Sebagian tembok yang memiliki ketebalan hingga 1,5 meter dengan tinggi 4-5 meter itu kini masih banyak yang terpendam dan sebagian lagi banyak rusak karena tidak terawat.

Tinggalan arkeologis tersebut menurut Balar Jogja yang melakukan ekskavasi pada tahun 2000 lalu, tembok tersebut   bekas benteng pertahanan Belanda atau yang biasa disebut dengan De Fortres Van Pannaroekan. Dimensi  bata lebih besar daripada bata masa kini. Diketahui,  lebar batu bata tersebut  mencapai 16 cm dan panjang 32 cm.

Benteng tersebut diperkirakan dibangun pada abad ke-19. posisi reruntuhan benteng yang mencapai sisi timur sungai Sampean sisi menyisakan sebuah cagak kayu jati. Diduga, itu digunakan pemancang tali kapal.

Juru pelihara struktur benteng De Fortres Van Pannaroekan , Arifin mengatakan, meski area struktur masih difungsikan sebagai TPU, namun, pada sisi sebelah utara sudah dihimbau untuk tidak dimanfaatkan sebagai makam lagi.

“Alhamdulillah, masyarakat sudah mulai paham,  sehingga sudah  tidak ada lagi pemakaman   di sisi utara struktur yang cenderung lebih tertata,”kata Arifin, Minggu (7/2/2021).

Sementara itu, salah seorang anggota TACB (Tim Ahli Cagar Budaya) Kabupaten Situbondo, Irwan Kurniadi mengatakan, jika TACB Situbondo dijadwalkan akan melakukan kajian pada tinggalan arkeologis tersebut pada tahun 2021  ini.

“Kami akan melakukan kajian pada 2021 ini beserta objek lainnya di sektor tengah Kabupaten Situbondo. Tentunya data dari penelitian Balar pun menjadi referensi, sehingga kami pun siap merekomendasikan pada bupati untuk ditetapkan sebagai Cagar Budaya di tingkat kabupaten,” kata  Irwan.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah
Tags