SURABAYA, FaktualNews.co – Laju produksi industri di kawasan Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) berdampak buruk bagi warga yang berada disekitar pabrik tersebut karena hujan abu limbah di Rungkut Kidul.
“Ini Cukup merepotkan warga, semuanya kotor, masjid, musala, rumah warga, kotor semua, mosok podo ditutupi sih motone wong Suroboyo (masak pada menutup mata sih orang-orang di Surabaya), heran aku,” kata salah seorang warga Slamet Riyadi.
Kesal dengan kondisi yang tidak juga mendapat perhatian Pemerintah Kota Surabaya, Slamet Riyadi berusaha mengadukan masalah tersebut ke Komisi A DPRD surabaya. Dia mengaku sudah 6 bulan abu menghujani wilayah Rungkut Kidul.
Ia juga sudah mengadukan masalah tersebut ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya. Dalam pengaduanya, dia mendapat tanggapan bahwa DLH sedang melakukan pengawasan.
Sementara itu anggota Komisi A DPRD Surabaya, Arif Fathoni yang menerima aduan warga meminta DLH Kota Surabaya melakukan pengecekan, karena limbah yang diduga bersumber dari pabrik dikawasan SIER tersebut dari proses batu bara.
“Tentu ini mengkhawatirkan, karena dimasa pandemik begini sesak nafas tentu menjadi ketakutan semua orang,” katanya, Selasa (9/2/2021).
Toni sapaan akrab Ketua DPD Partai Golkar Surabaya tersebut meminta Manajemen PT SIER untuk melakukan pengawasan berkala agar industrialisasi di kawasan SIER tetap ramah lingkungan terhadap warga Rungkut dan sekitarnya.
“Tadi malam saya dapat aduan dari warga Rungkut Kidul soal debu limbah yang diduga dari pabrik kawasan SIER, memang tidak ada gunung di Surabaya, kalau ada hujan debu kan mesti dicari sumbernya, terus diberesi,” kata dia.
Toni juga menuntut pabrik yang menyebabkan limbah tersebut meminta maaf kepada warga Rungkut. Selain itu harus memberikan kompensasi kepada warga Rungkut.
“Hal tersebut tidak dilakukan oleh manajemen pabrik yang menyebabkan hujan limbah debu, saya berharap Satpol PP Kota Surabaya untuk menutup sementara operasional pabrik hingga ada komitmen limbah yang dihasilkan ramah lingkungan,” tegas Toni.