PROBOLINGGO, FaktualNews.co- PT Berkah Aneka Laut (BAL) akhirnya bersedia membayar gaji tujuh Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Motor (KM) Penelope milik perusahaan tersebut, yang tersendat selama berbulan-bulan.
Itu terungkap, saat Komisi III DPRD Kota Probolinggo Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PT Berkah Aneka Laut dan Dinas Penenaman Modal Perizinan Terpadu Satu Atap dan Tenaga Kerja. DPMPTSP dan Naker, serta perwakilan ABK, Rabu (10/02/21) siang.
Ketua komisi III Agus Riyanto menjelaskan, pihaknya menggelar RDP karena ada laporan dari salah seorng ABK. Disebutkan, ABK yang bekerja di KM Penelope milik PT PAL, gajinya tidak cair hingga berbulan-bulan.
“Alhamdulillah, PT PAL sanggup membayar seluruh gaji ABK-nya. Katanya, setelah Imlek. Kalau enggak Senin, ya Selasa,” ujarnya.
Agus berterima kasih kepada PT BAL yang telah men-takeover permasalahan tersebut. Padahal sebenarnya, nakhkoda atau tekong yang berkewajiban membayar ABK. Karena ABK menandatangani kontrak kerja dengan nakhkoda.
“Kalau nakhoda perjanjian kontrak kerjanya dengan PT BAL. Kesepakatan biaya, sudah dibayar semuanya oleh PT BAL,” ujarnya.
Dan bukti transfer uang ke tekong atau nakhoda sudah ditunjukkan oleh Bramantya Bayu Supervisor PT BAL, termasuk perjanjian kontraknya. Gaji ABK tidak terbayar lanjut Agus, karena tekong kabur setelah bersandar di Pelabuhan Kota Probolinggo. “Akhirnya permasalahan ini ditakeover oleh PT BAL,” jelasnya.
Ditambahkan, ABK melapor ke komisinya karena PT BAL tidak memenuhi janjinya yang akan membayar seluruh gaji ABK. Karenanya hal serupa tidak terjadi lagi, pihaknya akan memantau permasalahan tersebut.
“PT PAL tidak memenuhi janjinya, karena embargo. Sekarang perdagangan ikan ke China dibuka lagi. Makanya, kami Senin dan Selasa, akan ikut pertemuan antara Dinas Tenaga kerja dengan PT BAL dan ABK,” pungkasnya.
Perwakilan ABK Indonesia Fauzi Putra (26) mengatakan, pihaknya melapor ke komisi III karena PT PAL, tidak menepati janjinya. Gaji 10 ABK sekitar Rp80 juta tidak dibayar. Sehingga ABK yang berasal dari luar pulau dan luar daerah, nasibnya terkatung-katung. “Ya, karena kami diberi janji-janji terus. Kita kan punya keluarga, terus mau dikasih makan apa. Akhirnya kami lapor ke DPRD,” ujar pria yang tinggal di Kelurahan Wiroborang, Kecamatan, Mayangan ini.
Sementara itu Bramantya Bayu Supervisor PT BAL belum membayar ABK yang menjadi tanggungan nakhoda. Karena ikan hasil pembelian kapal Penelope masih tersimpan di perusahaannya alias belum terjual. “Di masa pandemic ini, jual-beli ikan lesu. Ditambah embargo dari China,” katanya.
Pihaknya berjanji usai Imlek akan membayar seluruh gaji ABK, karena embargo perdagangan sudah dibuka oleh China dan ikannya sudah laku. Pihaknya bersedia mengeluarkan dana untuk gaji karyawan karena sisi kemanusiaan.
“Sebenarnya ini kan kewajiban nakhoda. Kami sudah membayar kontraknya ke nakhoda. Ada bukti transfernya. Nakhodanya
kabur setelah menerima uang dari kami Rp500 juta,” tambahnya.
Tujuh orang Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Motor (KM) Penelope terlantar di Kota Probolinggo. Mereka tidak bisa pulang ke kampung halamannya karena tidak memiliki uang. Gaji lima bulan untuk 7 ABK tersebut belum dibayar.
Alasannya, menunggu tanda tangan nakhoda kapal, sedangkan nakhodanya kabur dan hingga kini tidak ada kabarnya.