Nasional

Menakar Niat Siloam Dirikan RS Covid-19 di Mal Cito Surabaya

SURABAYA, FaktualNews.co – Beberapa hari kedepan, genap setahun pandemi Covid-19 menyerang negeri ini. Ditandai dengan pernyataan langsung Presiden Joko Widodo yang mengumumkan temuan pertama kasus corona pada 2 Maret 2020.

Waktu itu, Presiden menyatakan ada dua orang warga Indonesia terkonfirmasi positif virus asal Wuhan Cina tersebut. Yakni, perempuan berusia 31 tahun dan ibu berusia 64 tahun.

Semenjak saat itu, kurva pasien positif Covid-19 di Indonesia terus menanjak naik, termasuk di Kota Surabaya. Berdasar data per tanggal 9 Februari 2021, telah ada 20.411 kasus terkonfirmasi positif corona.

Seiring meningkatnya kasus positif Covid-19, daya tampung rumah sakit di Kota Pahlawan pun ditambah. Pemerintah terus mensuplai ketersediaan bed. Kemudian membangun rumah sakit lapangan hingga mengalihfungsikan gedung pelayanan publik sebagai tempat perawatan pasien positif corona.

Meski acapkali ketersediaan kamar khusus pasien Covid-19 dilaporkan menipis. Namun semua pasien positif Covid-19 sejauh ini dapat tertangani dengan baik.

Kasus Covid-19 Melandai, BOR Rumah Sakit Turun

Belakangan Pemkot Surabaya mengklaim jika kasus positif corona sudah melandai. Bahkan beberapa hari terakhir cenderung turun secara signifikan. Kondisi ini diakui Plt Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana. Dalam suatu kesempatan ia mengatakan temuan kasus positif Covid-19 per hari hanya delapan orang. Padahal biasanya mencapai puluhan kasus.

“Kasus aktif di Surabaya terus turun secara signifikan. Sampai yang terakhir kemarin, kita menemukan delapan kasus confirm, ini sebuah prestasi yang luar biasa. Yang bisanya selama ini biasanya puluhan, target kita di bawah 50. Dan kemarin hanya delapan,” ungkap Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana dalam sambutannya di dalam Dialog Penanganan COVID-19 di Taman Surya, Senin (8/2/2021).

Penuruan kasus Covid-19 tentu berdampak pada tren Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit rujukan di Surabaya. Di skala Jawa Timur, tingkat BOR rumah sakit menurun menjadi 67 persen untuk rumah sakit dengan kamar ICU, dan kamar non-ICU mencapai 55 persen, padahal Januari lalu sempat tembus 79 persen.

Seperti disampaikan Ketua PERSI Jawa Timur dr Dodo Anondo. Meski tak secara gamblang menyebut kebutuhan rumah sakit di Jatim tidak lagi mendesak, dirinya menyatakan beberapa hari terakhir banyak ruang rumah sakit untuk pasien Covid-19 kosong.

“Datanya di rumah sakit saya (RSI Surabaya) itu, jumlahnya 76 , hari ini tadi hanya pakai 66. Berarti kan sisa,” ucap Ketua PERSI Jatim yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RSI Surabaya, Selasa (9/2/2021).

dr Dodo menambahkan, rumah sakit di Jawa Timur saat ini berjumlah 384 unit dengan berbagai tipe. Jawa Timur merupakan daerah yang memiliki rumah sakit terbanyak dibanding daerah lain di Indonesia. Ratusan rumah sakit tersebut tersebar di 38 kabupaten/kota.

Selama pandemi Covid-19, pemerintah dikatakannya telah mengatur rumah sakit menjadi rumah sakit rujukan maupun non rujukan agar penanganan pasien corona merata. Dan sejauh ini tidak ditemukan masalah serius berkaitan kapasitas rumah sakit.

“Sekali lagi rumah sakit itu dibagi, ada rumah sakit rujukan dan rumah sakit non rujukan. Semua itu sudah ada aturannya,” tegas dr Dodo.

SHG Ngotot Bangun RS Covid-19 di Mal Cito

Ditengah turunnya BOR rumah sakit rujukan di Surabaya, pihak Siloam Hospitals Group (SHG) justru mengumumkan rencana pengoperasian rumah sakit yang telah direncanakan sejak tahun 2014 lalu. Tak tanggung-tanggung, manajemen secara terang-terangan menyebut akan mendirikan rumah sakit khusus Covid-19.

“Dan ini adalah rumah sakit Covid-19 yang kelima, yang saya siapkan,” ujar drg Sian Tjoe selaku Project Manager RS Siloam Cito Mall Surabaya melalui siaran Youtube yang dibagi kepada media ini, Senin (8/2/2021).

Selain itu, pihak Siloam juga menyampaikan mengenai lokasi pengoperasian RS Covid-19 tersebut. Yaitu di dalam komplek pusat perbelanjaan Mal Cito Surabaya dengan gedung terpisah.

Walau dibangun pada gedung terpisah, rencana pendirian RS Covid-19 di Mal Cito mengejutkan semua pihak. Para pemilik stan mengganggap, pengoperasian rumah sakit bakal menurunkan minat pengunjung untuk berbelanja di tempatnya. Sehingga pedagang kemudian spontan menggelar aksi penolakan.

“Rencana pembangunan RS ini membuat kami stres para pemilik stan, selain itu mal Cito juga sepi pengunjung karena takut,” aku Prasetyo Ketua Paguyuban Pedagang mal Cito, Rabu (3/2/2021).

Selain pedagang, warga Kelurahan Dukuh Menanggal juga dikabarkan ketakutan atas rencana pendirian rumah sakit ini. Masyarakat takut virus corona yang hingga kini belum ditemukan penawarnya itu balik menyerang pemukiman. Keresahan warga bukan tanpa alasan, sebab lokasi pendirian rumah sakit khusus pasien Covid-19 tersebut terbilang dekat dengan pemukiman mereka, kurang dari 100 meter.

“Nanti penyakitnya tambah nantinya. Merembet ke kampung-kampung, karena penyakit ini cepat menular,” tutur Abdurahman warga RT 2 RW 2 Dukuh Menanggal Gayungsari Surabaya, Senin (8/2/2021).

Menanggapi keresahan masyarakat, pihak Siloam Hospital memastikan hal tersebut tidak terjadi. Sebab, udara di dalam ruang isolasi pasien Covid-19 bertekanan negatif karena dilengkapi sistem negative pressure. Bukan itu saja, semua akses keluar masuk rumah sakit dibuat sedemikian rupa sehingga terpisah dari mal Cito Surabaya.

“Dan memiliki pintu akses tersendiri serta elevator tersendiri atau terpisah,” ucap Head of Public Relations Siloam Danang Kemayan Jati melalui keterangan tertulis yang diberikan kepada media ini, Senin (8/2/2021).

Walaupun pihak Siloam telah berupaya meyakinkan warga serta pemilik stan mal Cito, suara penolakan masih terus bergema. Saran juga datang dari para wakil rakyat di DPRD Kota Surabaya, mereka meminta pihak pengelola menghentikan dulu rencana pendirian rumah sakit Covid-19 di mal Cito karena berpolemik. Juga dengan Pemerintah Kota Surabaya yang sepakat mengevaluasi ijin operasional rumah sakit.

Meski begitu, pengerjaan beberapa bagian gedung RS Covid-19 masih terus digeber. para pekerja proyek terlihat sibuk menyelesaikan pengerjaan rumah sakit. Begitu pula dengan excavator tampak sedang membuat galian untuk pondasi gedung. Sejumlah truk hilir mudik memindahkan angkutan material berupa pasir bangunan.

Selain excavator, di lokasi juga terdapat alat berat lain berupa roller pemadat tanah. Beberapa helai baja bangunan teronggok di lokasi proyek. Pun dengan dua tabung besar berwarna biru fasilitas rumah sakit sudah terpasang disana.