Peristiwa

Pemkab Jombang Anggarkan Rp 3 M untuk Bangun Jembatan Brodot yang Rusak

JOMBANG, FaktualNews.co-Pemkab Jombang akan menganggarkan Rp 3 miliar untuk membangun kembali jembatan di Dusun Delik, Desa Brodot, Kecamatan Bandarkedungmulyo, yang nyaris putus akibat terjangan banjir Sungai Konto. Hal itu diungkapkan Bupati Jombang, Mundjidah Wahab usai meninjau jembatan tersebut, Rabu (10/2/2021)  sore.

Bupati Jombang mengatakan, dirinya sudah melihat secara langsung jembatan yang hampir putus tersebut dan sudah tidak bisa dipergunakan lagi. “Ini sudah dimasukkan dalam perencanaan tahun 2021. Pelaksanaan (pembangunannya) masuk tahun 2022,” ujar Mundjidah Wahab di lokasi.

Bupati menyampaikan, untuk perbaikan jembatan ini terlebih dahulu harus melewati proses perencanaan, sehingga tidak bisa serta-merta tahun ini dibangun. “Karena ini jembatan besar dan pekerjaannya harus benar-benar ada perencanaan lebih dulu,” imbuh Bupati Jombang.

Terkait anggaran, Mundjidah memperkirakan menghabiskan Rp 3 miliar. “Ini perencanaan dulu. Prosesnya seperti itu, karena jika dikerjakan tahun ini dengan anggaran kedaruratan, tidak cukup. Sebab jembatan ini panjang dan besar,” tandas Bupati.

Kaur Pemerintahan Desa Brodot, Wafir Wali, menuturkan, kondisi jembatan tersebut rusak diterjang arus air Kali Konto yang deras Sabtu malam (06/02/2021).  “Air memawa material, ‘natap’ (membentur) tiang penyangga, sehingga menyebabkan satu tiang penyangga hilang,” tuturnya.

Dijelaskannya, jembatan tersebut merupakan jembatan penghubung antara Dusun Delik yang ada di utara sungai dengan Dusun Delik di selatan sungai.

Akibatnya, sambung dia, warga setempat pun harus memutar ke timur ke Desa Pucangsimo sekitar 1, 5 Kilometer untuk menyeberang. “Kalau mau beraktivitas ke utara (sungai) Konto harus memutrar. Karena jembatan ini ditutup total. Kalau tidak sangat membahayakan, dikhawatirkan sewaktu-waktu jebol,” ucapnya.

Dia berharap agar pemerintah segera memperbaiki jembatan tersebut agar bisa dilewati warga lagi. “Sebab jembatan sangat penting. Warga sebelah selatan sungai ini kalau mau salat Jumat juga harus ke seberang sungai. Selama jembatan ini rusak, untuk ke seberang harus memutar. Demikian juga anak-anak kalau belajar mengaji harus memutar lumayan jauh,” pungkasnya.