FaktualNews.co

Kronologi Warga Banyuwangi Sebelum Ditemukan Gantung Diri di Jember

Peristiwa     Dibaca : 834 kali Penulis:
Kronologi Warga Banyuwangi Sebelum Ditemukan Gantung Diri di Jember
Ilustrasi gantung diri.

JEMBER, FaktualNews.co – Pria bernama Andik (52) warga Dusun Tapak Lembu, Desa Temu Asri, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, ditemukan tewas tergantung di Pos Pantau Daerah Rawan (PDR) Kereta Api 05 dekat Stasiun Garahan Dusun Garahan Kidul, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.

Korban diketahui tewas tergantung sekitar pukul 03.00 WIB, Sabtu dini hari (13/2/2021).

Saat ditemukan, kondisi korban sudah meninggal. Diduga korban melakukan aksi bunuh diri, dengan menggunakan seutas tali tampar berwarna biru sepanjang kurang lebih 4,5 meter.

“Tadi pagi sekitar pukul 3 (dini hari) kita mendapat info dari petugas kereta api di perlintasan rel kereta api sekitar Garahan. Saat kereta melintas, masinis kereta melihat ada sesosok orang yang posisinya gantung diri di Pos Pantau (PDR) 05,” kata Kapolsek Silo AKP Suhartanto.

Mengetahui ada info tersebut, polisi bersama petugas kereta api, dan petugas dari Puskesmas Silo 1, kata Suhartanto, langsung melakukan pengecekan ke TKP.

“Diketahui korban sudah dalam kondisi tergantung, menggunakan seutas tali tampar warna biru sepanjang kurang lebih 4,5 meter. Yang digantung di rangka atap pos pantau itu,” katanya.

Saat diperiksa korban sudah dalam kondisi meninggal, namun tidak ditemukan bekas luka apapun.

“Sehingga diduga korban tewas murni karena gantung diri. Selain itu juga dikuatkan dengan temuan di TKP, barang-barang milik korban, termasuk sejumlah uang tidak ada yang hilang,” katanya.

Dijelaskan Suhartanto sebelum ditemukan tewas gantung diri, korban dua hari belakangan, tampak sliweran di TKP.

“Diketahui sekira Rabu malam (10/2) kemarin, korban ini datang ke pos PDR (Pos dekat Perkebunan) yang masuk jalur perlintasan kereta api di situ,” kata Suhartanto.

Saat datang ke lokasi Pos PDR Kereta Api 05 dekat Stasiun Garahan, lanjut Suhartanto, korban juga sempat minta izin kepada petugas pos jaga untuk izin bermalam.

“Kemudian Kamis (11/2) esok harinya, korban pamit kepada petugas untuk pulang ke Banyuwangi, yang saat itu diketahui (pulang ke Banyuwangi) oleh penjual warung makan di pinggir jalan raya, dan korban naik bus ke Banyuwangi,” jelasnya.

Kemudian Jumat pagi (12/2) kemarin, lanjut mantan Kapolsek Tempurejo ini mengatakan, korban datang lagi ke lokasi Pos Perkebunan.

“Datang naik bus dari Banyuwangi dan turun ke Garahan dengan pakaian yang sama, berjalan ke lokasi yang sama (Pos PDR Kereta Api 05), saat awalnya datang,” katanya.

“Kemudian Sabtu dini hari tadi itu, ditemukan sudah gantung diri,” sambungnya.

Polisi menduga, saat kedatangan awal sekitar dua hari yang lalu itu. Korban melakukan survei lokasi sebagai tempat untuk melakukan tindakan nekat gantung diri tersebut.

Saat akan dilakukan proses autopsi, katanya, pihak keluarga tidak berkenan. Dengan ditegaskan lewat surat pernyataan bermaterai yang ditulis keluarga korban.

“Karena tidak berkenan diautopsi, dan kata pihak keluarga akan segera dimakamkan. Saat ini jenazah korban ada di Puskesmas Silo, sebelum nanti akan dibawa pulang ke Banyuwangi,” pungkas Suhartanto.

***

Berita ini tidak bermaksud menginspirasi siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, sebaiknya segera berkonsultasi ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul