Peristiwa

Pemakaman Jenazah Corona di Jombang, Warga Pakai Hazmat, Petugas Malah Tanpa APD

JOMBANG, FaktualNews.co-Ada yang janggal saat sejumlah warga Desa Kepatihan Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur bersama petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang memakamkan jenazah pasien Covid-19, Selasa (16/2/2021).

Sebab, enam warga terlihat menggunakan hazmat atau alat pelindung diri (APD). Namun sebaliknya, petugas BPBD Jombang terlihat tak memakai hazmat yang lazim dipakai saat mereka memakamkan jenazah pasien corona.

Jenazah yang dimakamkan itu berinisial DN (30), yang meninggal dunia setelah semalam dirawat di RSUD Jombang dengan gejala Covid-19.

Kepala Desa Kepatihan Erwin Pribadi menyesalkan kejadian ini. Erwin menjelaskan, enam warga desanya itu terpaksa menjadi relawan pemakaman jenazah dengan menerapkan protokol Covid-19.

Padahal, sejauh ini mereka tidak pernah mendapat pelatihan maupun SOP (Standar operasional prosedur). Enam warganya itu memang diminta petugas turut membantu pemakaman jenazah DN, warga setempat. Tak hanya itu, pihak desa juga diminta menyiapkan sendiri APD itu.

“Sebenarnya kami belum siap, pertama belum ada pelatihan secara teknis untuk memakamkan pasien covid-19 seperti apa, saya dikabari menyiapkan enam orang dan alat-alat lengkap termasuk APD. Saya sempat dikonfirmasi camat dan kapolsek, BPBD sendiri yang akan memakamkan termasuk APD sekitar jam 15.00 WIB, namun jam 14.00 WIB jenazah datang dan kami diminta menyiapkan 6 orang plus APD,” terangnya.

Erwin juga mempertanyakan petugas BPBD yang tidak tampak memakai kelengkapan APD itu. “Warga saya carikan APD mendadak, tapi petugas BPBD justru tidak pakai hazmat ini, bagaimana?” tanya Erwin.

Erwin menjelaskan, pasien DN sendiri masuk rumah sakit Senin, 15 Februari 2021 malam. Dia masuk dengan gejala sesak napas hingga akhirnya DN dirawat. Namun, sekitar pukul 11.00 WIB siang tadi, DN meninggal.

Karena termasuk pasien suspek covid-19, jenazah DN dimakamkan sesuai protokol. “Walaupun hasil tes swabnya belum keluar,” imbuhnya.

Erwin mengakui desanya belum siap jika dipaksa melakukan sendiri pemakaman pasien virus corona melibatkan warga. Dirinya sempat meminta petugas memberikan arahan dulu sebelum melaksanakan pemakaman. Sehingga tidak asal dikebumikan tanpa standar baku.

“Saya tidak menolak karena ini juga kepentingan warga saya, tapi tolong jangan seperti ini. Kami juga belum siap kalau dipaksakan. Ini tadi kami juga mendadak carikan APD agar warga saya terlindungi,” pungkasnya.

Berdasarkan pantauan, petugas dan sejumlah warga yang turut dalam proses pemakaman DN tampak kesulitan. Sebab, liang lahat yang baru saja digali terus dipenuhi air. Bahkan, peti dan salah satu warga nyaris terperosok ke dalam liang lahat.

Sebelum dimakamkan, beberapa warga nampak mensalati terlebih dahulu jenazah DN yang sudah dimasukkan ke dalam peti jenazah, persis di depan liang lahat.