FaktualNews.co

Soal Dugaan Malpraktik Oknum Dokter RSNU Banyuwangi, Dinkes Segera Klarifikasi

Kesehatan     Dibaca : 1183 kali Penulis:
Soal Dugaan Malpraktik Oknum Dokter RSNU Banyuwangi, Dinkes Segera Klarifikasi
FaktualNews.co/konik

BANYUWANGI, FaktualNews.co-Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi akan segera melakukan klarifikasi terkait dugaan malpraktik oleh oknum dokter di RSNU Banyuwang terhadap pasien saat melahirkan secara caecar.

Hal itu diungkapkan Plt Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Banyuwangi Dwi Prihatiningsih menanggapi dugaan malpraktik yang dilakukan dr Wasilul SpOG dari RSNU.

“Saya belum bisa memastikan dugaan (malpraktik) itu. Saya harus lihat kronologisnya dulu dan konfirmasi kepada yang bersangkutan. Soalnya saya rasa semua dokter tidak mungkin menginginkan pasienya kenapa-kenapa” kata Dwi Prihatingsih, Selasa (23/2/2021).

Namun demikian, soal adanya gumpalan darah serta pemasangan selang dan kantong plastik pasca-operasi caesar yang membuat pasien trauma, menurut Dwi Prihatingsih, seharusnya pihak dokter bisa menjelaskan lebih rinci permasalahannya.

“Seharusnya diberi penjelasan lebih panjang jika dirasa ada sesuatu di luar biasanya. Supaya pasien bisa lebih mengerti,” katanya (23/2/2021).

Soal pemasangan selang dan kantong plastik, diakui Dwi, banyak terjadi di dunia medis pasca-operasi.

“Itu suatu proses pengeringan jahitan ketika ada gumpalan darah di perut. Selang tersebut berguna mengeluarkan darah supaya jahitan tidak rembes (basah), agar cepat mengering,” jelasnya

Maka dari itu, lanjutnya, dia akan segera menghubungi pihak dokter serta RSNU untuk melakukan klarifikasi.

Soal pasien tidak boleh berlama-lama di rumah sakit saat hendak melahirkan di masa pandemi, menurut Dwi, tidak ada aturan atau kebijakan dari pemerintah.

“Semua itu ada SOP (standar operasional prosedur) dan ada indikasi. Jika belum ada indikasi, tidak harus menunggu lama ya dioperasi kalau memang itu harus oprasi. Tapi jika lahiran normal bisa, kenapa harus operasi,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Vivi Restiana, warga Dusun Sukorejo, Desa Sukomaju Kecamatan Srono, Banyuwangi diduga menjadi korban malpraktik oknum dokter RSNU setempat saat melahirkan dengan cara operasi caesar.

Menurut Vivi, setelah dioperasi caesar saat melahirkan anak keduanya di RSNU Banyuwangi, pasien BPJS Kesehatan ini hampir kehilangan nyawa dan sempat mengalami gangguan kejiwaan karena bekas jahitan operasi selalu mengeluarkan darah.

Dia menceritakan, dugaan malpraktik yang dialaminya itu terjadi saat melahirkan anak keduanya 14 Januari 2021 lalu. Seperti anak pertama, kelahiran juga dilakukan secara caesar.

Akhirnya pasien yang masuk RSNU menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan itu menuruti saran dokter untuk melakukan operasi caesar. Operasi caesar berjalan lancar. Namun setelah operasi, kondisi Vivi malah bertambah buruk.

Bekas jahitan operasi caesar selalu basah menggeluarkan darah. Selain itu Vivi juga merasakan nyeri pada perutnya. Padahal semua saran dokter Wasilul sudah dilakukan secara teratur.

“Rasa nyeri di perut bekas operasi ini masih terasa hingga saya pulang ke rumah,” jelasnya. Kecuali itu, bekas jahitan operasi caesar juga masih basah terkena rembesan darah.

Karena ada yang tidak beres, ia berkonsultasi dengan dr Wasilul yang melalukan operasi caesar terhadapnya.

Oleh dr Wasilul, Vivi disarankan operasi ulang, demi kesehatannya. Vivi pun menjalani operasi kedua pada 25 Januari 2021.

Namun, kondisi Vivi tak kunjung membaik, masih ada cairan yang keluar dari bekas jahitan serta rasa nyeri di perut. Bahkan setelah operasi kedua ia harus dipasang selang serta kantung darah di luar.

“Setelah operasi kedua ini, perut saya dipasang selang soalnya ada gumpalan darah atau benjolan dalam perut kata dokter Wasilul, tapi tidak besar hanya sekitar 3 sentimeter. Dan itu sakit banget dipasang selang dan membawa kantung darah di luar,” keluh Vivi.

Hingga beberapa hari justru sakit yang ada di perut semakin parah, jawaban dokter lagi-lagi hanya sabar yang diucapkannya.

Setelah cek up diketahui pula trombosit di dalam darah meningkat hingga 1 juta, padahal normalnya 150 ribu hingga 400 ribu trombosit, Vivi pun sempat mengalami gangguan pada kejiwaannya.

“Saya waktu itu marah marah tanpa sebab, anak saya saja ketika saya gendong mau tak lempa. Saya merasa hidupku tidak akan lama lagi, saya stres waktu itu,” ungkapnya sambil menangis.

Pihak keluarga pun akhirnya membawa Vivi ke rumah sakit swasta lainnya di Banyuwangi setelah mendapat rekomendasi dari dokter setelah melakukan USG.

Akhir pada 18 Februari 2021 Vivi menjalani operasi di rumah sakit lain di Banyuwangi, ditangani dokter ahli bedah untuk mengangkat gumpalan darah dan nanah yang ada di dalam perut.

“Yang saya sesalkan kenapa dari awal dokter tidak bilang kalau ada gumpalan darah yang tertinggal di dalam perut dan tidak mengangkatnya. Hanya bilang sabar-sabar,” tegas dia.

Meski masuk ke RSNU Banyuwangi menggunakan BPJS Kesehatan, nyatanya Vivi masih diharuskan merogoh kocek Rp 5 juta saat operasi caesar pertama dan Rp 4 juta ketika operasi kedua.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah