FaktualNews.co

Jenazah Dua Santriwati Jember Korban Longsor Pamekasan Dimakamkan Berdampingan

Peristiwa     Dibaca : 575 kali Penulis:
Jenazah Dua Santriwati Jember Korban Longsor Pamekasan Dimakamkan Berdampingan
FaktualNews.co/hatta
Puluhan warga di Dusun Botosari, Desa Dukuh Mencek, Sukorambi, Jember, berdatangan menyambut kedatangan jenazah dua santriwati yang meninggal jadi korban longsor di Pamekasan

JEMBER, FaktualNews.co-Dua santriwati yang menjadi korban longsor di Ponpes Annidhamiyah, Pamekasan, Madura, sampai di rumah duka, Dusun Botosari, Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, Jember, Rabu (24/2/2021) sore.

Berdasarkan kesepakatan pihak keluarga, jenazah Susanti (14) dan Nur Azizah (13) dimakamkan secara berdampingan. Karena keduanya juga masih satu keluarga. Lokasi pemakaman berjarak 300 meter dari rumah duka ke arah barat.

Kebiasaan masyarakat di wilayah Dusun Botosari, selain dua korban yang meninggal itu, warga setempat banyak yang membiasakan anak-anaknya melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren.

Ada 15 remaja yang menjalani pendidikan di Ponpes Annidhamiyah, Pamekasan, Madura itu.

“Berdasarkan kesepakatan keluarga, lokasi pemakaman dijadikan satu dan bahkan liang lahatnya berdampingan,” kata paman kedua korban Mukhlis dikonfirmasi wartawan, Rabu (24/2/2021).

Selanjutnya setelah prosesi pemakaman, kata Mukhlis, dilanjutkan tahlil yang juga dijadikan satu. “Untuk mendoakan almarhumah, dan kembali kita jadikan satu. Agar sama-sama saling mendoakan korban,” katanya.

Dengan meninggalnya korban ini, keluarga mengaku kehilangan. “Bahkan tadi kakaknya Zize (panggilan akrab Nur Aziza) sampai pingsan berkali-kali. Karena memang adiknya ini masih kecil, baru kelas 1 SMP,” katanya.

Terpisah, Kepala Desa Dukuh Mencek Nanda Setiawan mengatakan, di wilayah Dusun Botosari, Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, masih dalam satu wilayah keluarga.

“Karena tradisi orang (Suku) Madura, tempat tinggal saling berdekatan itu karena masih satu famili (keluarga, red). Sehingga dua korban ini pun masih terbilang satu keluarga,” kata pria yang akrab dipanggil Wawan ini.

Kemudian untuk melanjutkan pendidikan agama, kata Wawan, atau istilahnya mondok. “Bahkan dari informasi yang kami terima, ada 15 remaja yang saat ini mondok. Paling banyak di Ponpes Annidhamiyah itu,” katanya. Yang mondok itu, sambungnya, biasanya setelah lulus SD atau MI.

Bukit setinggi 70 meter di dekat Pondok Pesantren Annidhomiyah di Dusun Jepun, Desa Bindang, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan longsor dan menimpa asrama santriwati pada Rabu (24/2/2021) dini hari.

Lima santriwati meninggal dunia dan satu santri mengalami patah tulang akibat longsor yang dipicu hujan lama sejak pukul 21.00 WIB hingga tengah malam tersebut. Longsor dilaporkan terjadi sekitar pukul 00.30 WIB.

Kapolsek Pasean, Iptu Togiman dalam rilis tertulisnya menyebut malam itu terdapat 47 santriwati yang tinggal di asrama pesantren asuhan KH Muhaidi tersebut.

Menurut Togiman, saat itu hujan cukup deras dengan disertai angin kencang. Air hujan diduga mengakibatkan gerusan tanah menjadi longsor dan menimpa bangunan asrama santriwati.  “Ada 47 orang dalam bangunan tersebut. Tetapi lima menjadi korban,” ujarnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah