Semangat Warga Kampung Airlangga Surabaya Lawan Covid-19
SURABAYA, FaktualNews.co – Semangat menanggulangi penyebaran virus covid-19 tak hanya dilakukan oleh pemerintah serta aparat keamanan. Masyarakat juga terlibat perang melawan serangan virus asal Wuhan Cina tersebut. Seperti halnya warga Kampung Airlangga, Kecamatan Gubeng Kota Surabaya.
Warga di kampung itu bahu-membahu tak kenal lelah mencegah penularan virus covid-19 dengan disiplin menegakkan protokol kesehatan. Menggunakan masker, menjaga jarak dan sering mencuci tangan menggunakan sabun pada air mengalir.
Selain itu, agar tidak terjadi kerumunan yang memicu penularan Covid-19. Warga juga sepakat menghentikan segala aktivitas sosial berupa hajatan, arisan dan kegiatan keagamaan.
“Warga disini sudah saling menyadari. Kalau mau hajatan ya nggak terlalu (ramai) seperti dulu sebelum ada covid-19,” ujar Ichsanudin (51) Ketua RT 9 RW 1 Kelurahan Airlangga Kecamatan Gubeng Surabaya, Senin (22/2/2021).
Akses keluar masuk gang di kelurahan yang berada di kawasan Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya ini juga dibatasi. Jika sebelumnya warga maupun pendatang bebas melintas setiap mulut gang. Kini oleh warga ditutup sehingga hanya bisa melalui jalan utama untuk menuju ke pemukiman.
“Ujung gang ini tutup. Sudah lama semenjak pandemi covid-19 sampai sekarang. Tapi kalau gang sana (jalan utama) buka, tapi aksesnya kan terbatas. Tidak seperti sebelum (covid-19),” lanjut dia.
Kalaupun ada warga terlanjur tertular covid-19. Ia mengatakan, maka yang bersangkutan bersama keluarga dekat secara sukarela mengisolasi diri. Baik di rumah sakit maupun di rumah masing-masing.
Ichsanudin menceritakan, salah seorang warganya berinisial I dinyatakan covid-19 tanpa gejala oleh petugas kesehatan. Maka dihari itu pula I memberitahu perangkat kelurahan jika seluruh keluarga sedang mengisolasi diri.
“Yang bersangkutan menyampaikan lewat Whatsapp ke kita. Pak saya kena, ya kita lakukan sesuai mekanisme dari pemerintah,” tutur dia.
Lalu, untuk pemenuhan asupan makanan maupun kebutuhan sehari-hari bagi pasien. Ichsanudin menjelaskan, tetangga sekitar ikut membantunya. Misalnya, pasien membutuhkan sembako maka oleh warga dibelanjakan dan ditaruh didepan pagar rumah tempatnya mengarantina diri. Semua komunikasi disampaikan melalui aplikasi percakapan.
“Mereka (pasien covid-19) masak sendiri kan. Ya kita hanya membantu membelikan bahan makanannya ke pasar,” ujarnya.
Ichsanudin menambahkan, dengan adanya wabah covid-19 yang telah menghantam negeri ini setahun lalu, termasuk di kampungnya. Membuat masyarakat di Kelurahan Airlangga Kota Surabaya semakin peduli akan pentingnya kesehatan diri. Selalu menyisakan waktu untuk berolahraga serta gemar mengkonsumsi makan-makanan sehat.
Apabila kesehatan terganggu kata dia, warga cenderung menghindari pergi ke pelayanan kesehatan terdekat. Mereka lebih mengupayakan perawatan secara mandiri di rumah dengan bantuan obat-obatan yang bisa diperoleh di pasaran.
“Kita sebagai warga semaksimal mungkin menghindari rumah sakit. Walaupun sakit, selama kita bisa stay di rumah ya di rumah saja. Kalau sudah kesana (rumah sakit) malah repot,” akunya.
Pantauan di lapangan, masyarakat Kelurahan Airlangga Kecamatan Gubeng Kota Surabaya tampak selalu mengenakan masker kala beraktivitas di luar rumah. Bukan hanya warga setempat, para pedagang asongan yang biasa mangkal di sejumlah titik sekitar Kelurahan Airlangga juga terlihat disiplin bermasker.
Di pos kamling maupun tempat nongkrong juga tidak dijumpai kerumunan warga. Yang tampak justru beberapa ibu-ibu di depan teras rumah sekedar duduk santai maupun berbelanja. Itupun tak luput dari masker yang selalu dikenakan.
Di kesempatan berbeda, Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi mengatakan, pemerintah telah banyak berupaya menanggulangi virus covid-19. Diantaranya, dengan melakukan pembatasan hingga vaksinasi.
Meski kontradiktif dan banyak mendapat tentangan dari masyarakat, langkah ini terus dilakukan. Upaya itu dikatakan Joni, bagian dari eradikasi virus atau pemberantasan penyakit.
“Jadi ada tiga cara eradikasi virus, yang pertama isolasi proteksi itu jelas metode yang dipakai pada PPKM Mikro, PPKM dan PSBB itu adalah cara untuk isolasi dan proteksi,” ujar Joni, Rabu (24/2/2021).
“Yang kedua vaksinasi, tujuannya untuk meningkatkan kekebalan imunitas supaya herd imunity kekebalan dalam komunitas tertentu terbentuk,” imbuhnya.
Upaya proteksi maupun vaksinasi diharapkannya berhasil mengakhiri wabah. Sebab jika gagal. Maka akan ada eradikasi terakhir yang justru dilakukan oleh alam. Ia menyebutnya sebagai seleksi alam. Langkah terakhir ini merupakan bentuk keputusasaan yang diharapkan tidak terjadi.
Oleh karena itu, pria yang juga menjabat sebagai Direktur RSUD dr Soetomo Surabaya ini berharap masyarakat mendukung upaya-upaya pemerintah dengan cara patuh terhadap aturan PPKM dan bersedia divaksin serta konsisten menegakkan protokol kesehatan.
“Kalau ini berhasil maka selesai pandemi,” Tutup nya. (*)