FaktualNews.co

Ujian Akhir Luring Tingkat SMA di Tulungagung, 10 Sekolah Kantongi Izin

Pendidikan     Dibaca : 1481 kali Penulis:
Ujian Akhir Luring Tingkat SMA di Tulungagung, 10 Sekolah Kantongi Izin
FaktualNews.co/Latif Syaipudin
Kegiatan ujian kelas XII yang dilaksanakan di SMAN 1 Boyolangu Tulungagung pada Rabu (3/3/2021).

TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Sediktinya terdapat 10 sekolah setingkat SMA di Tulungagung telah mengantongi ijin untuk melaksanakan kegiatan ujian secara tatap muka atau dengan sistem luring.

Kesepuluh sekolah tersebut yaitu SMA Khatolik, SMA PGRI 4, SMA PGRI Kalangbret, SMAN 1 Boyolangu, SMAN 1 Kedungwaru, SMK Sore, SMKN 1 Pagerwojo, SMKN 1 Rejotangan, dan SMKN 3 Boyolangu.

Salah satu anggota Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung, Dedi Eka Purnama mengatakan, secara procedural terdapat 10 sekolahan setingkat SMA yang telah mengurus perijinan untuk menyelenggarakan ujian akhir.

“Kalau secara teknis pelaksanaan itu nanti tergantung pada masing-masing sekolahnya, dengan menerapkan protokol kesehatan,” terangnya, Rabu (3/3/2021).

Sesuai ketentuan dari Satgas, jumlah siswa yang masuk ke dalam setiap kelas hanya ada 50% dari jumlah total siswa.

Dari sekitar 10 izin yang telah dikeluarkan tersebut, ada informasi juga beberapa sekolah tidak menerapkan luring, tapi tetap daring.

“Kalau soal pelaksanaannya, itu tergantung sekolahnya, misalnya ini izin dari Satgas untuk SMAN 1 Kedungwaru sudah keluar. Kemudian, informasinya dari pihak sekolah melaksanakan ujian daring, itu tergantung kebijakan sekolahnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Boyolangu Abdul Rouf menuturkan, sekolahnya secara kesiapan telah mempersiapkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka sejak lama.

“Kalau ini dari persiapannya sudah lama, dulu pernah luring. Jadi ini kemudian juga ujian secara luring,” terangnya.

Menurut Rouf, pelaksanaan ujian secara langsung ini juga akan memberikan imbas yang positif, karena potensi kecurangan dalam ujian USP pada tanggal 1 Maret – 18 Maret dan EHB-BKS secara berturut-turut hingga awal April nanti.

“Setelah USP usai, nanti baru ujian EHB-BKS yang dilaksanakan, jadi untuk ijinnya sudah include antara kedua ujian ini,” paparnya.

Sedangkan, untuk penerapan Prokes pihak sekolah juga menerapkan protokol Kesehatan yang ketat, mulai dari pembagian sesi, pengecekan suhu, tempat cuci tangan, pensterilan ruang ujian dan alat ujian disediakan sekolah berupa tablet.

“Jadi kita memiliki sekitar 500 tablet, untuk siswa kelas 12 sekitar 400 sekian, setiap kelasnya ada 12 siswa dan kita menggunakan 12 ruangan, jadi jumlah tabletnya cukup,” terang Rouf.

Menurutnya dengan disediakannya tablet, maka juga akan mudah meratakan kemampuan teknologi siswa, karena kalau menggunakan Laptop juga terbatas dengan tempat. Sedangkan apabila menggunakan HP maka ditakutkan juga akan terjadi kesenjangan.

“Kalau HP nanti ada yang bisa dan tidak gak enak, kalau seragam pakai tablet maka akan adil. Selain itu, esensi dari ujian ini adalah kejujuran, jadi siswa juga harus jujur,” pungkasnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh