Peristiwa

Jembatan Ambrol, Aktivitas Warga Dua Desa di Jombang dan Kediri Terganggu

JOMBANG, FaktualNews.co-Sudah tiga hari aktivitas warga di dua desa dari dua kabupaten, yakni Kabupaten Jombang dan Kabupetan Kediri, tersendat.

Ini setelah jembatan yang menghubungkan kedua desa itu, yakni Desa Rejoagung Kecamatan Ngoro dan Desa Jerukwangi Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri nyaris putus akibat dihantam derasnya arus sungai.

Kini, jembatan itu ditutup sementara karena dianggap berbahaya. Warga dua desa yang ingin menuju ke wilayaah seberang sungai harus memutar arah sekitar 5 kilometer dari jalur jembatan yang biasa mereka lewati itu.

Juru Pengairan Desa Rejoagung, Abdul Maat mengatakan, pada bagian ujung jembatan, tepatnya di wilayah Desa Rejoagung, kondisi penyangga ambrol lantaran sebagian bibir jembatan longsor. Kondisi itu membuat sebagian bangunan dan sayap jembatan amblas.

Kata dia, kondisi itu dipicu derasnya arus sungai akibat curah hujan yang tinggi di wilayah hulu sungai.

“Curah hujan tinggi, akhirnya airnya naik saluran tersumbat. Lalu jembatan putus, sekarang warga nggak bisa lewat, dari Dusun Payak ke desa harus mutar jauh,” ungkapnya.

Jembatan yang ambrol itu merupakan satu-satunya sarana penghubung yang tercepat dari bagi sebagaian masyarakat di Ngoro dan Kandangan Kediri.

Ketika jembatan putus, masyarakat dari dua desa itu, yakni Desa Rejoagung dan Jerukwangi Kandangan harus memutar lebih jauh dari biasanya.

Kepala Bidang SDA Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ) Jombang, Bustomi mengaku telah melakukan survei ke lokasi untuk langkah awal penanganan jembatan yang ambrol itu.

Jembatan berusia puluhan tahun itu rencananya akan diperbaiki oleh pihak terkait, yakni Balai Besar Wilyah Sungai (BBWS) Brantas Jawa Timur.

Menurut Bustomi, jembatan yang ikut wilayah Kabupaten Jombang sudah disurvei hari ini. Hasilnya, sambung Bustomi, nomenklatur ikut wilayah kontur Surabaya 4.

“Kebetulan saat ini BBWS ada kegiatan IPDMP (Integrated Participatory Development And Management Or Irrigation Program). Sudah kita komunikasikan dan akan dicover semua oleh BBWS. Secara sistem ikut siman (Sistem Informasi Manajemen Aset Negara), maka kewenangannya masuk BBWS Brantas bagian sistem SIMAN,” pungkasnya.