Poli THTKL RSUD Jombang Gelar Talk Show Gangguan Penciuman di Masa Pandemi
JOMBANG, FaktualNews.co– Poli THTKL (telinga, hidung, tenggorokan, bedah kepala dan leher) menggelar talk show dalam program Humas RSUD Jombang menyapa bertema Gangguan Penciuman (anosmia) di Masa Pandemi Covid-19, di RSUD setempat, Rabu (10/3/2021).
Talk show menghadirkan narasumber tenaga medis profesional di poli tersebut, dr Kihastanto Sp. T.H.T.K.L. Narasumber menyampaikan materinya mengenai gangguan penciuman kaitannya dengan virus Covid-19.
“Anosmia adalah hilangnya fungsi indera penciuman dengan beberapa definisi yang berkaitan dengan anosmia. Yaitu Hyposmia, Hyperosmia, Specific Anosmia, Parosmia, Phantosmia,” tuturnya.
Mengenai hubungan anosmia dengan kaitannya virus Covid-19 yang sedang terjadi, menurutnya tidak semua gejala anosmia identik dengan Covid-19.
“Anosmia di saat pandemi Covid-19 sangat menjadi sorotan, namun tidak semua anosmia selalu Covid-19,penurunan fungsi penciuman dapat diakibatkan karena faktor induksi (hantaran udara) dan faktor saraf olfaktoria.”jelasnya.
Dikatakan, penurunan fungsi penciuman akibat hantaran udara dapat disebabkan pilek, rinosinusitis, polip hidung, tumor hidung, tulang hidung bengkok.
Sedangkan akibat gangguan saraf olfaktoria juga tidak semata-mata karena Covid-19 namun terdapat faktor lain seperti trauma (kecelakaan), infeksi saluran pernafasan atas, keracunan bahan kimia, dan lain-lain.
Gejala atau penderita Anosmia pada era pandemi Covid-19 menurut dr Kihastanto dapat dilakukan dengan terapi dengan rata-rata untuk anosmia lebih dari 2 minggu dengan terapi yang direkomendasikan adalah terapi steroid intranasal spray dan olfactory training.
“Terdapat lima jenis terapi yang dapat digunakan sebagai tarapi dua rekomendasi adalah steroid intranasal spray dam olfactory training. Pasien dengan anosmia mendadak yang belum terkonfirmasi Covid-19 walaupun tanpa ada keluhan lain disarankan isolasi mandiri setidaknya 7 hari.”ungkapnya.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai anosmia yang terjadi pada pasien hendaknya berdasarkan diagnosis yang dilakukan oleh dokter terlebih kepada poli THTKL RSUD Jombang dengan teknologi yang tertunjang agar secara pasti keluhan yang dirasakan pasien. Teruntuk pasien yang sedang mengalami anosmia pun rata-rata dapat dilakukan recovery pada 7 hingga 28 hari.
Pelayanan poli THT meliputi Pemeriksaan telinga hidung dan tenggorok menggunakan alat2 yang sudah terstandarisasi dan yang istimewa adalah alat endoscopy hidung, telinga dan tenggorok.
Layanan ini didukung 2 dokter spesialis yaitu dr.Purnaning Wahyu P.,Sp.THT-KL dan dr.Kihastanto Sp.THT-KL. Untuk jadwal Pelayanan dari hari Senin sampai dengan hari Jumat.
“Jangan khawatir dan takut untuk berobat ke RSUD Jombang karena RSUD Jombang sudah menerapkan protokol Kesehatan secara ketat di masa pandemi ini,” pungkasnya.