Ekonomi

Terpukul Pandemi, 50 Persen Perajin Mebel Antik di Situbondo Bangkrut

SITUBONDO, FaktualNews.co-Mewabahnya Covid-19 memukul para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Situbondo, termasuk perajin mebel antik.

Saat ini sekitar separuh atau 50 persen perajin mebel antik di Situbondo tutup karena omzet penjualan menurun drastis. Dari 30 perajin mebel antik, kini hanya 15 perajin yang masih bertahan.

Ketua Paguyuban Perajin Mebel Antik Situbondo, Dwihayu Bagus Susatyo mengatakan, banyak perajin gulung tikar karena tidak bisa menjual hasil produksinya. Sebagai perajin mebel antik sejak tahun 2000, pihaknya sangat merasakan dampak pandemi Covid-19.

“Sebelum ada virus Corona, omzet saya mencapai Rp 150 juta per bulan. Sekarang hanya tinggal 25 persennya saja,” kata Dwihayu Bagus Susatyo, Jumat (19/3/2021).

Dia menyambut baik rencana pendidikan dan pelatihan desain dan finishing produk bagi perajin. Dengan pelatihan tersebut, diharapkan akan meningkatkan produktivitas perajin mebel dan pasar juga bisa menyerap hasilnya.

Dengan banyaknya perajin mebel tutup, menyebabkan jumlah pengangguran bertambah di Situbondo.

“Sebelum pandemi Covid-19, pekerja saya sekitar 50 orang. Sekarang hanya tinggal tiga orang karena pasar kerajinan kayu sedang lesu,” bebernya.

Pria yang akrab dipanggil Bagus mengaku, sebelumnya dirinya sudah mengekspor kerajinan kayu ke beberapa Negara di Eropa dan Amerika.

Oleh karena itu, melalui pendampingan Disperindag diharapkan bisa menggairahkan kembali perekonomian kerajinan mebel.

“Saya bersyukur kalau usaha kerajinan mebel terus didampingi. Bagi saya pendidikan dan pelatihan sangat diperlukan agar perajin mebel bisa bersaing, dengan para perajin mebel dari Jepara Jawa Tengah,” pungkasnya.