SURABAYA, FaktualNews.co – Caligula yang bernama asli Gaius Caesar lahir di Antium, 31 Agustus 12 dan meninggal di Roma saat umur 28 tahun pada 24 Januari 41.
Dia adalah Kaisar Romawi yang naik takhta pada tahun 37 dan lengser pada tahun 41 setelah dibunuh oleh seorang serdadunya.
Caligula adalah putra termuda pasangan Germanicus dan Vipsania Agrippina Maior. Ia masih cicit dari Kaisar Agustus. Caligula besar di perkemahan tentara. Karena itu kemudian hari dia disebut Caligula (sandal prajurit).
Berikut ini catatan kegilaan, kalau tidak malah kekejaman, Caligula selama dia empat tahun menduduki singgasana kekaisaran.
• Pada masa hidupnya, Caligula melakukan inses dengan beberapa saudari kandungnya termasuk Drusilla. Karena Drusilla sudah menikah, Caligula memaksanya untuk meninggalkan suaminya.
Setelah itu dia memberitahukan kepada masyarakat Roma bahwa apa yang dia lakukkan adalah sangat pantas dan tidak seorang pun perlu mengeluh.
Dia memberi alasan bahwa para firaun telah melakukan hal seperti ini dan karena Roma memerintah Mesir, maka perbuatanya adalah sesuatu yang benar-benar sah bagi dia.
• Pada saat Gemellus datang untuk makan malam, mulutnya menyebarkan bau obat batuk. Dengan segera Caligula menuduh Gemellus meminum obat penawar racun. Karena itu Caligula kemudian memerintahkan Gemellus untuk segera bunuh diri.
Pemuda yang berusia delapan belas tahun itu menurut dan menjatuhkan diri di atas pedangnya.
Perlakuan kejam terhadap Gemellus itu karena dia dianggap saingan Caligula sebagai pewaris takhta Roma dari Tiberius, kakek mereka.
• Memerintahkan orang untuk bunuh diri kemudian menjadi kegemaran Caligula. Bermacam-macam orang dari berbagai lapisan masyarakat telah diperintahkannya untuk mengakhiri hidup mereka sendiri. Dengan memerintahkan hal itu, rasa kedewaan Caligula semakin bertambah.
Ketika suatu malam dia duduk dalam acara perjamuan bersama kawan-kawannya, ia sekonyong-konyong meledak tertawa. Lalu ia berkata, “aku sedang berpikir bahwa hanya dengan satu anggukan kepala, aku dapat menitahkan leher kalian digorok!”
Pernyataan itu langsung menghilangkan suasana riang pesta.
• Penghinaan Caligula terhadap orang banyak meliputi segala hal. Untuk membesar-besarkannya, ia secara resmi mengumumkan kuda kesayangannya, Incitatus menjadi konsul.
Lalu ia menyediakan rumah yang mewah, lengkap dengan sejumlah pelayan, untuk mengurus kuda itu. Pesta-pesta besar diadakan dengan kuda itu sebagai tuan rumahnya.
Semua itu belum memuaskan rasa humor Caligula yang sudah tidak beres, maka ia menunjuk kuda itu sebagai imam di sebuah kuil.
• Ketika ia menghadiri suatu pernikahan seorang kawan, ia memutuskan bahwa ia sendirilah yang harus menjadi suami dari wanita itu sedangkan pengantin prianya hanya duduk membisu keheranan.
Ketika kemudian ia bosan, ia menceraikan istri ‘rampasan’ itu.