TULUNGAGUNG, FaktualNews.co–Lelaki berinisial NM alias Baron Jenggot (45) warga Desa Kemloko Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar ditangkap Densus 88 Anti-teror di Dusun Ngipik Desa Tenggur Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung, Selasa (30/3/2021) sore.
NM yang ber-KTP Kabupaten Blitar itu berdomisili di Dusun Ngipik Desa Tenggur Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung di rumah istrinya.
Purwanto saksi penggeledahan sekaligus Kepala Dusun setempat mengatakan, awalnya ia diminta untuk datang ke lokasi sekitar pukul 14.00 WIB.
“Saya diberitahu suruh mencari Kak Kades, kemudian mencari pak RT dan RW dan diambil keterangannya. Saya jadi saksi untuk menggeledah rumah itu, setahu saya petugas mengamankan pistol 2 pucuk, dan benda tajam parang kecil,” terangnya, Selasa (30/3/2021).
Menurut keterangan saksi, NM merupakan orang Blitar yang kemudian menikah di Desanya itu sekitar 10 tahun lalu, dengan anak mantan Kades Tenggur.
“Kesehariannya saya kurang tahu, kelihatannya hanya sopir truk. Kalau kesehariannya lengkap kurang tahu. Kalau penampilannya biasa saja, kadang jalan pagi sama anaknya, tidak ada model pakaian yang mencolok, ada jenggot sedikit kayaknya,” jelasnya.
Selain mengamankan pistol dan senjata tajam, katanya, petugas juga mengamankan sebuah paspor.
“Ada paspor tapi saya tidak baca, dia memang pernah bekerja di luar negeri, itu kata warga sekitar,” terang Purwanto.
Mertua NM, Abu Sofyan mengatakan, pihaknya tidak tahu-menahu soal penggerebekan tersebut.
“Awalnya tidak mengerti apa-apa, ‘kulo wangsul keng mushola disanjangi’ (saya pulang dari musala diberitahu), kok di rumah ada banyak polisi,” jelasnya.
Secara detail, Abu Sofyan mengaku memang kaget dengan penggerebekan tersebut, karena memang tidak tahu betul dengan pokok permasalahannya.
“Kerja mantu saya riwa-riwi Blitar-Tulungagung. Kalau di sana di Nglegok, ibunya sudah tua, sudah tidak ada orang, tiap hari harus riwa-riwi,” terangnya.
Dia juga mengaku tidak tahu soal relasi ataupun yang berhubungan dengan kegiatan keagaman yang dijalani NM.
“Kerjanya di sana kan punya truk Fuso, tapi disopirkan temannya sekolah. Kan setiap hari ke sini lalu ke Blitar,” jelasnya.
Abu juga mengakui jika menantunya tersebut memang pernah kerja di Korea menjadi TKI selama 8 tahun.
“Kalau ngaji kayaknya gak ikut ngaji, di Korea 8 tahun, waktu belum punya anak yang kecil ini,” terangnya.
Pasca penggerebekan tersebut, anak dan kedua cucunya juga tidak ada dirumah, namun secara detail dan rinci petugas juga tidak memberikan penjelasan. “Tadi hanya diminta untuk memberikan pakaian saja,” pungkasnya. Salah seorang petugas kepolisian menyatakan NM langsung dibawa ke Surabaya.