JOMBANG, FaktualNews.co – Ketersedian pupuk bersubsidi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dipastikan aman untuk kebutuhan musim tanam kemarau pertama (MK 1).
Kepala Dinas Pertanian Jombang, Priadi mengakui ketersediaan pupuk bersubsidi memang sangat terbatas. Terlebih, jatah untuk Kabupaten Jombang terus bekurang sejak tiga tahun terakhir.
Namun demikian, pihaknya telah mengantisipasi dengan menggelontor bantuan pupuk cair. Jumlah pupuk yang dibantukan mencapai 40 ribu liter dengan luasan 8 ribu hektar lahan.
“Persiapan MK 1 karena keterbatasan pupuk kimia pemerintah memberi bantuan pupuk cair organik yang akan dibagikan sebelum bulan puasa,” jelasnya, kepada FaktualNew.co (Kelompok Faktual Media), Selasa (30/3/2021).
Tahun ini Kabupaten Jombang mendapat jatah pasokan pupuk bersubsidi sebanyak 55 ribu ton. Mulai dari pupuk urea, ZA, NPK dan beberapa jenis lainnya. Jumlah ini dibagi kepada masing-masing kelompok tani dan turun kepada petani sesuai alokasi yang mereka dapatkan.
Setiap petani akan mendapat jatah jika namanya telah terdaftar di e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok).
Diakuinya, jumlah itu jauh lebih sedikit dibandingkan dengan dua tahun sebelummya dimana pada 2019 lalu, Jombang mendapat pasokan 120 ribu ton, sementara tahun 2020 mendapat 85 ribu ton.
“Jadi setiap kecamatan ini alokasinya tidak sama sesuai hasil uji laboratorium dari pemerintah pusat,” tandasnya.
Meski jatah pupuk bersubsidi sangat terbatas, namun Priadi memastikan jumlah ini akan mencukupi kebutuhan petani saat musim tanam pasca panen pertama tahun ini. “Kami juga tetap sarankan penggunaan pupuk bokasi,” imbuhnya.
Sementara, pada musim penghujan ini (MP 1) luas lahan tanaman padi di Jombang sebanyak 42 ribu hektar. Hingga saat ini, luas lahan yang telah di panen mencapai separuhnya atau sebanyak 48 persen dengan jumlah produksi gabah sebanyak 134.100 ton.
Dari MP 1 itu, lanjut Priadi, produktivitas gabah di Jombang naik 0,07 persen dibanding musim yang sama tahun sebelumnya.
“MP 1 ini hingga saat ini sudah panen 20.632 hektar atau hampir separuhnya,” pungkas Priadi.