Peristiwa

Wartawan Mojokerto Turun Jalan Kecam Kekerasan yang Menimpa Jurnalis Tempo

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Puluhan jurnalis di Mojokerto menggelar aksi solidaritas dengan berorasi dan tabur bunga di kawasan Alun-alun Kota Mojokerto, Selasa (30/3/2021).

Mereka mengecam tindak kekerasan yang menimpa koresponden Majalah Tempo, Nurhadi, saat melakukan liputan di Surabaya, Sabtu (27/3/2021) malam.

Selain itu mereka juga menuntut agar aparat penegak hukum bisa segera mengusut kasus i i secara tuntas dan membawa pelakunya ke pengadilan untuk mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Mojokerto, Diak Eko Purwoto mengatakan, kejadian yang dialami oleh Nurhadi merupakan bentuk ancaman terhadap hal-hal yang lebih prinsip dalam kehidupan pers Nasional.

Terlebih profesi wartawan dilindungi oleh undang-undang pers nomor 40 tahun 1999 , kode etik, dan regulasi yang sah lainnya.

“Kita sangat menyesalkan dan mengutuk kejadian yang dialami Nurhadi tersebut ,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia meminta aparat penegak hukum segera menangkap pelaku kekerasan dan penganiayaan terhadap wartawan.

“PWI Mojokerto memandang kejadian yang menimpa wartawan majalah Tempo menyadarkan kita bahwa kebebasan pers masih banyak menghadapi hambatan dan tantangan berat,” tandas Diak.

Dalam kesempatan itu turut hadir jajaran Forkopimda Mojokerto, Kapolresta Mojokerto, AKBP Deddy Suoriadi, Kapolres Mojokerto, AKBO Donny Alexander, Damdim O815, Dwi Mawan, Kasatpol PP Kota Mojokerto, Heryana Dodik Murtono, dan Wakil Walikota Mojokerto, Rizal Zakaria.

Wakil Walikota Mojokerto, Rizal Zakaria menyampaikan, pihaknya juga ikut mengutuk tindak kekerasan terhadap wartawan Tempo tersebut.

Ia menuturkan, saat ini informasi yang ia dapat Polda telah membentuk tim khusus untuk kasus menangani kasus tersebut.

“Sudah direspon, oleh karena itu kita serahkan dan percayakan kepada Polda,” tuturnya dihadapan wartawan.

Kapolres Mojokerto, AKBP Donny Alexander memastikan, hubungan aparat kepolisian dan Pemerintahsn di Mojokerto dengan para wartawan akan terjalin dengan baik seperti selama ini yang sudah berjalan.

“Sinergitas dan hubungan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi antara teman-teman wartawan dengan kita selama ini sudah baik,” jelasnya.

Ia berharap, kedepannya wartawan terus berperan dan membantu dalam mencerdaskan masyarakat melalui media.

“Tetap kita jaga kebersamaan ini, tanpa adanya kebersamaan sinergitas tidak bisa berjalan,” tutupnya.

Aksi diakhiri dengan pelepasan merpati putih oleh ketua PWI Mojokerto dan Jajaran Forkopimda sebagai bentuk kebebasan pers Indonesia.