PROBOLINGGO, FaktualNews.co-Miskar (53), Ketua RT 2 RW 8, Kelurahan/Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo tewas seketika akibat disambar petir, di area persawahahan, belakang PT Eratex Djaja, Kelurahan Curahgrinting, Kanigaran, Selasa (6/4/2021) sore.
Kejadian bermula kettika sore itu, sekitar pukul 15.00, korban bersama Suraji (50) dan Jamari (60) ketua RW 8 berteduh di gubuk sawah, karena hujan.
Tak sampai 10 menit, tiba-tiba petir menyambar gubuk dan ketiga petani yang berteduh di gubuk dekat irigas tersebut. Mereka Akibat sambaran geledek itu, Miskar jatuh ke selokan tanaman bawang. Sedang Suraji dan Jamari, tetap berada di gubuk.
Jamari yang juga ketua RW 8 mengaku, beberapa menit setelah petir menyambar gubuk, dia sempat pingsan. Bahkan, sampai di rumahnya pendengaranya masih terganggu. “Saat di lokasi kejadan telinga saya tidak dengar. Kini sudah kedengaran,” kata Jamari.
Dikatakan, begitu petir tiba-tiba menyambar gubuk, dia bersama dua teman yang masih tetangganya tidak sempat menyelamatkan diri.
“Tahu-tahu kilat menyambar diikuti bunyi blar. Enggak ada tanda-tanda. Biasanya ada bunyi gemuruh lalu kilat, sreeet. Itu tidak ada. Langsung blar,” ujarnya.
Jamari berterus terang, tidak tahu kalau Miskar yang menjabat ketua RT 2 tersebut meninggal. Tahunya, setelah Fauzi, petani yang sore itu berada di lokasi kejadian, memberitahukan Miskar sudah meninggal.
“Suara keras Fauzi membangunkan saya. Waktu itu saya tidak ingat
apa-apa. Terus kita cari, Miskar ketemu di saluran air tanaman bawang. Jatuh dari gubuk akibat disambar petir,” jelasnya.
Diceritakan, Jamari bersama Suraji sore itu membersihkan tanaman liar di lahan kosong yang sebelumnya ditanami bawang. Sedang
koraban Miskar bersama istrinya memupuk bawang.
Sementara Fauzi menjaga bawang yang sudah dicabut atau dipanen. “Karena hujan, saya, Suraji dan Fauzi berteduh digubuk,” cerita Jamari.
Tak lama kemudian, Fauzi meninggalkan gubuk untuk membenahi tutup bawangnya yang tersingkap karena diterpa angin. Kemudian Miskar datang ke gubuk untuk berteduh, sedang istrinya pulang. “Saat itulah tiba-tiba petir menyambar,” tambahnya.
Terpisah, Fauzi yang sore itu masih ada di lokasi kejadian mengatakan, saat petir menyambar dirinya tengah memperbaik tutup
bawangnya. Lokasinya, tidak sampai 50 meter dari gubuk.
“Usai petir menyambar, saya lihat gubuk berasap. Saya dekati dan melihat Miskar di irigasi bawang,” ujarnya.
Tubuh Miskar yang tak bergerak kemudian diangkat. Sejurus kemudian keluarga korban datang dan langsung membawa korban ke Rumah Sakit Dharma Husada.
Ternyata korban sudah meninggal di lokasi kejadian, dibonceng sepeda motor. “Kalau celananya tidak robek, hanya topinya. Ini topi yang dipakai Miskar,” kata Fauzi menunjukkan topi korban.