FaktualNews.co

Warga Madura ‘Ngegas’, Mudik Lebih Awal Lewat Pelabuhan Jangkar Situbondo

Peristiwa     Dibaca : 883 kali Penulis:
Warga Madura ‘Ngegas’, Mudik Lebih Awal Lewat Pelabuhan Jangkar Situbondo
FaktualNews.co/fatur
Calon penumpang menuju Pulau Madura membeli tiket di loket Pelabuhan Jangkar.

SITUBONDO, FaktualNews.co-Ratusan warga Pulau Madura mudik lebih awal. Hal ini setidaknya bisa dilihat dari aktivitas penyeberangan via laut melalui Pelabuhan Jangkar Situbondo. Selama beberapa hari ini, terjadi peningkatan penumpang hingga 30 persen dari hari biasa.

Sejumlah penumpang mengaku, alasan mudik lebih awal karena mereka khawatir tidak bisa pulang kampung di tengah adanya larangan mudik.

Seperti yang disampaikan Rohim, salah satu penumpang kapal Ferry kemarin. “Kami mudik lebih awal, soalnya nanti tidak boleh mudik,” ujar Rohim, Kamis (15/4/2021).

Menurutnya, mudik saat ini lebih nyaman. Sebab, tidak perlu antre terlalu lama ketika membeli tiket. “Enak, lebih sepi dan lengang. Tidak perlu berdesak-desakan,”bebernya.

Penumpang yang lain juga mengaku mudik awal untuk mengantisipasi larangan mudik oleh pemerintah pada tanggal 06-17 Mei mendatang. “Saya pulang ke Pamekasan. Saya mudik sekarang karena takut larangan pemerintah,” katanya.

Rohim mengaku sudah rindu kampung halaman di Pamekasan. Sebab, pada tahun lalu, dia tidak bisa lebarang di kampung halamannya. “Jadi, keluarga nyuruh agar saya pulang tahun ini. Saya juga sudah kangen keluarga di sana,” imbuhnya.

Bintang Nur Alam, operator Kapal Satya Kencana mengatakan, pada awal-awal puasa sudah terjadi antrean pembelian tiket. Dia mengaku, pembelian tiket didominasi warga Sapudi, Madura.

“Menjelang puasa hingga awal puasa ini ada trend lonjakan penumpang hingga 30 persen,” terangnya.

Penumpang rata-rata pekerja, mahasiswa dan pedagang dari Bali dan beberapa kabupaten sekitar Tapal Kuda. Bintang Nur Alam memperkirakan, peningkatan penumpang terjadi karena kekhawatiran masyarakat terhadap larangan mudik oleh pemerintah.

“Saya tidak tahu penyebab pastinya. Bisa jadi masyarakat khawatir tidak busa pulang karena dilarang. Sudah ada peningkatan penumpang, namun belum ada lagi lonjakan berarti yang menyebabkan antrean panjang,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah