FaktualNews.co

Terminal Tawangalun Jember Sepi, Tunggu Setengah Jam, Bus Hanya Dapat Satu Penumpang

Peristiwa     Dibaca : 1115 kali Penulis:
Terminal Tawangalun Jember Sepi, Tunggu Setengah Jam, Bus Hanya Dapat Satu Penumpang
FaktualNews.co/Muhammad Hatta
Calon penumpang ketika memasuki bus yang dalam kondisi sepi penumpang di terminal Tawangalun, Jember, Kamis (29/4/2021).

JEMBER, FaktualNews.co – Menjelang Idul Fitri 1442 Hijriah situasi di Terminal Tawangalun, Kecamatan Sukorambi, tampak lengang dan cenderung sepi. Calon penumpang bus tujuan luar kota seperti Surabaya ataupun Malang jumlahnya dapat dihitung dengan jari.

Menurut salah seorang sopir bus tujuan Malang Abdul Hari, sejak diterapkannya aturan penyekatan wilayah penumpang bus tidak mengalami peningkatan. Kondisi sepi itu sudah terjadi selama dua lebaran terakhir.

“Penuruan jumlah penumpang drastis, sudah dua tahun ini. Dianggap rugi ya gak, tapi ya rugi. Adanya (pemasukan) dari penumpang hanya cukup untuk (beli BBM) solar saja. Kita yang hidup di jalan mungkin bisa maklum, lah yang di rumah gimana. Sambat kabeh,” kata Hari saat dikonfirmasi di Terminal Tawangalun, Kamis (29/4/2021).

Kondisi sepi penumpang ini menjadi persoalan tersendiri bagi dirinya dan juga pelaku usaha PO Bus lainnya.

“Dengan adanya aturan (soal penyekatan) kita maklum, berusaha memahami kondisinya. Tapi solusinya apa? Dikatakan ada aturan. Lah masyarakat ada yang sudah berangkat mudik duluan. Ya telat juga aturannya, sama saja bohong,” ucapnya mengeluh.

“Masyarakat itu malah ada yang naik mobil atau motor pribadi, ada yang naik (kendaraan umum) travel. Ya gimana. Bayangkan saja, dari tadi saya nunggu setengah jam, belum berangkat ini. Hanya ada satu penumpang. Lihat saja sendiri. Nanti berangkat sampai Probolinggo, naik beberapa, bisa dihitung pakai jari kok,” ungkapnya menambahkan.

Kalaupun memang ada aturan terkait larangan mudik, Hari mengatakan, aturan itu harus tegas dan konkret.

“Sekiranya mau tutup, sebulan gitu tutup tidak usah ada pergerakan sama sekali. Pom Bensin ditutup. Sekalian sudah, lah larangan mudik, pom bensin buka,” ujarnya.

Terkecuali kendaraan-kendaraan tertentu yang kaitannya tentang ada kepentingan. “Misalnya aparat pemerintah, ada mobil ambulans itu dimaklumi silahkan jalan,” katanya.

Belum lagi kata Hari, adanya sikap kurang adil yang dialami oleh PO Bus swasta. “Saya tahunya di Surabaya, penumpang ada dari bongkaran kapal. Itu dialokasikan (diarahkan, red) untuk naik Bus Damri semua. Itu lagu lama,” ujar Puji menyindir.

Hal senada juga disampaikan Kepala Terminal Tipe A Tawangalun Pudjiono. Menurutnya, kondisi penumpang jelang lebaran ini terbilang sepi dan tidak ada peningkatan.

“Dalam pantauan kami, untuk terminal tawangalun jumlah calon penumpang tetap tidak ada peningkatan. Artinya sama saja masih sepi,” kata Pudjiono saat dikonfirmasi terpisah.

Kata pria yang akrab dipanggil Puji ini, saat ini tercatat ada sekitar 140 Armada Bus yang beroperasi di Terminal Tawangalun.

“Untuk armada bus itu, melayani calon penumpang Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang beroperasi 24 jam,” sambungnya.

Namun demikian, yang jalan untuk mengantar penumpang hanya beberapa saja. “Bisa hanya satu atau dua saja,” ucapnya.

Puji juga menambahkan, terkait larangan mudik yang diterapkan pemerintah. Sampai saat ini masih tampak diikuti aturan itu oleh masyarakat.

“Tapi mendekati tanggal 6 Mei mendatang. Kami perkirakan calon penumpang bus akan mengalami peningkatan,” katanya.

Ditanya apakah terkait larangan mudik nantinya juga diikuti dengan penutupan terminal?

“Kami masih menunggu kebijakan pusat. Atau juga ada aturan soal beroperasinya terminal dengan terbatas,” pungkasnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh