Religi

Mondok di Gresik dan Mengandalkan Pendengaran, Santri Tunanetra asal Jombang Ini Hafal Al-Qur’an 30 Juz Plus Terjemahnya

GRESIK, FaktualNews.co – Meski memiliki keterbatasan fisik, santri tunanetra di Pondok Pesantren (Ponpes) Yatim Indonesia, Kabupaten Gresik ini mampu menghafal Al-Qur’an 30 Juz tanpa alat perangkat bantu braille atau mushaf bertulisan timbul.

Meski memiliki kondisi fisik yang tidak sempurna, Septiyanto Catur Arista (32), warga Desa Karangdagangan Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang ini ternyata lancar menghafal kitab suci Al-Qur’an hanya dengan cara mendengar atau menyimak.

“Saya belajar dari mendengar berulang-ulang suara teman yang membaca Al-Qur’an, sudah 4 tahun sejak tahun 2015.” kata Aris, panggilan akrab Santri Yatim Indonesia Gresik yang berada di Desa Metatu Kecamatan Benjeng, Gresik, Minggu (02/05/2021).

Meski memiliki keterbatasan fisik, Aris tidak lantas pasrah menyerah begitu saja. Justru semakin termotivasi pasca kedua orang tuanya meninggal dunia.

“Alhamdulillah saya dapat menghafal Al-Qur’an 30 Juz beserta terjemahannya, selama mondok di Yatim Indonesia sejak tahun 2013,” aku Aris.

Lebih jauh Aris dapat menghafal Al-Qur’an dengan metode mendengarkan rekan sesama santri ponpes Yatim Indonesia tanpa alat bantuan braille.

“Saya dimasukkan Ponpes oleh saudara kandung, dan saat ini pihak keluarga dan ponpes sudah berjuang mengobatkan kebutaan saya ke tim medis. Namun hingga saat ini dokter dari tim kesehatan tidak berani melakukan operasi,” tutur Aris polos.

Sebelumnya mengalami kebutaan Aris seperti anak normal lainnya. Kejadian memilukan menimpa dirinya saat ia masih berusia kanak-kanak kala itu. Putung rokok yang disentilkan pamannya melesat ke tempat yang tak dikehendaki.

“Dulu paman membuang rokok yang masih menyala dengan disentil, hingga latu atau abu rokok mengenai alat kelamin saya,” kata Aris menceritakan awal mula kebutaannya.

Akibat terkena abu rokok, Aris seketika itu terkejut dan kesakitan. Bahkan bara rokok yang mengenai alat kelamin Aria berdampak buruk yang mengakibatkan syaraf matanya tidak terhubung ke otak.

“Pandangan mata samar-samar dan bola mata saya berputar sendiri usai kejadian itu,” tutur Aris.

Puncaknya, penglihatan Aris semakin buruk saat dirinya masuk SMA serta kehilangan kedua orang tuanya. Karena tidak bisa melihat, Aris pun memutuskan untuk berhenti sekolah.

“Meski miliki keterbatasan, saya ingin bisa mengabdi dengan mengajar adik-adik di pondok ini agar bisa menghafal dan menerjemahkan Al-Qur’an seperti saya,” tutur Aris.

Sementara itu, Latifah, Pengasuh Ponpes Yatim Indonesia mengatakan, ada 53 santri non asrama dan 15 santri asrama yang saat ini belajar di ponpes asuhannya tersebut.

“Kami memiliki program menerjemahkan Al-Qur’an dan menghafal. Aris semenjak dibawa ke sini kondisi penglihatan matanya sudah terganggu,”kata Latifah.

Ponpes Yatim Indonesia memiliki 15 Santri Asrama yang kebanyakan dari luar Jawa, seperti dari Papua, Maumere Flores NTT dan Aceh. Sementara yang berhasil menghafal Al-Qur’an sekaligus terjemahannya hanya dua, salah satunya adalah Aris.