FaktualNews.co

Bus Belum Dapat Stiker Angkutan Lebaran, Terminal Bayuangga Probolinggo Melompong

Peristiwa     Dibaca : 798 kali Penulis:
Bus Belum Dapat Stiker Angkutan Lebaran, Terminal Bayuangga Probolinggo Melompong
FaktualNews.co/Agus Salam
Kondisi terminal Bayuangga, Kota Probolinggo yang melompong, Kamis (6/5/2021) sore.

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Terminal Bayuangga, Kota Probolinggo melompong di hari pertama larangan mudik pada Kamis (6/5/2021).

Meskipun Kementrian Perhubungan dan Dinas Perhubungan Jawa Timur membolehkan angkutan umum (Bus) beroperasi, tak satupun bus dan calon penumpang terlihat di terminal tersebut. Begitu juga dengan Mobil Penumpang Umum (MPU).

Warung makanan dan minuman (Mamin) yang banyak beroperasi sebelum Ramadan terlihat tutup.

Kepala terminal Budi Rahardjo, dihubungi via telepon selulernya mengatakan, ada kemungkinan bus masih menunggu stiker angkutan lebaran non mudik yang diterbitkan.

Menurut Budi Rahardjo, meskipun bus tidak dilarang beroperasi selama menjelang dan pascalebaran, namun Kementerian Perhubungan mengambil kebijakan untuk menandai bus dengan stiker angkutan lebaran non mudik

“Stikernya belum ada. Mungkin sore ini datang,” katanya.

Lebih jauh dia mengatakan, pihaknya belum mengetahui berapa jumlah bus yang oleh beroperasi atau mendapat stiker angkutan lebaran non mudik.

Menurutnya, selama pandemi covid 19, bus yang beroperasi antara 250 sampai 300 unit setiap hari. Sedang sebelum pandemi, bisa mencapai 700 unit setiap hari.

“Baik AKDP maupun AKAP. Penurunannya sekitar 50 persen. Penumpangnya, sepi,” ujarnya.

Terpisah, ketua Organda Kota Probolinggo Tomi Wahyu Prakoso membenarkan, kalau kementrian Perhubungan melalui DInas Perhubungan Jawa Tmur telah mengizinkan bus beroperasi.

“Kami belum tahu berapa jumlahnya yang diizinkan. Kami juga belum menerima stikernya,” tandasnya.

Informasi yang didapat, setiap perusahaan dijatah 10 hingga 15 persen.

Pria yang biasa disapa Tomi ini menyambut baik dan mengapresiasi pemerintah yang telah member izin bus beroperasi, meski dibatasi.

“Alhamdulillah, usulan kami didengar oleh pemerintah. Kami sering usul diberbagai pertemuan dan bersurat,” ungkapnya.

Soal teknis penyaringan penumpang mudik dan non mudik, menurut dia, kru bus lebih tahu mana penumpang non mudik atau biasa dan pemudik. Jika kecolongan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke petugas penyekatan.

“Kepastian pemudik atau bukan, kan yang tahu petugas penyekatan. Kalau penumpangnya ada yang pemudik, ya terserah petugas,” pungkasnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh