Nasional

18 Juta Orang Diprediksi Nekat Mudik, Doni Monardo: Butuh Kerja Sama, Tidak Ada Pilihan Lain

JOMBANG, FaktualNews.co – Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Doni Monardo meminta media berperan aktif meredakan emosi masyarakat agar tidak nekat mudik pada Hari Raya Idul Fitri tahun ini.

Menurut prediksinya, masih ada 7 persen atau sekitar 18 juta lebih warga yang ngotot mudik meski pemerintah telah memberlalukan larangan mudik lebaran.

Demikian dikatakan Doni Monardo, saat menyampaikan materi dalam Zoom Meeting FJPP (Fellowship Journalism Perubahan Perilaku) tahap kedua, Senin (10/5/2021).

Dia mengatakan, menghindari pertemuan fisik merupakan satu-satunya langkah staregis untuk menekan penyebaran covid-19.

“Mohon bantu sosialisasi. Jadi saya minta sabar untuk tidak mudik, bersabar dan bersabar. Hanya itu yang bisa membantu kita kurangi kasus aktif. Tugas kita bersama kurangi niat, masih ada waktu 3 hari kedepan, seluruh komponen bangsa harus bekerja sama,” ujarnya.

Doni menuturkan, upaya tersebut sangat membutuhkan kerjasama dari semua pihak.

Dia tak menampik, petugas dinilai cerewet dan terlalu banyak bicara oleh masyarakat. Namun, larangan mudik ini merupakan langkah terbaik sebab virus corona ini tidak ditularkan oleh binatang, melainkan manusia.

“Kita bisa lakukan silaturahmi virtual, ini keputusan terbaik untuk bangsa. Covid ini bukan ditulari bintang tapi manusia, sehingga jika tidak ingin menulari maka gerakan masyarakat harus dihentikan. Butuh kerja sama, tidak ada lagi pilihan lain,” tandasnya.

Doni menuturkan, selain meminimalisir penyebaran kasus baru covid-19, pemberlakukan larangan mudik ini semata-mata untuk menekan penambahan angka kasus kematian.

Dia mencotohkan, berdasarkan momentum libur panjang sebelumnya, jika kasus covid-19 cenderung tinggi dan tak terkendali, maka kemudian rumah sakit akan semakin kesulitan. Jika sudah demikian, selanjutnya akan diikuti dengan angka kematian yang tinggi pula.

Dampaknya pun jelas, kata dia, dokter dan tenaga kesehatan terancam menjadi korban. Mereka gugur ketika melayani pasien di rumah sakit.

“Jalan satu-satunya sekali lagi menahan untuk tidak pulang, biar lelah biar dibilang cerewet yang penting bangsa kita selamat. Sebab disanksi pun sulit, kalau sudah niat pulang ya akan tetap pulang mudik, padahal kalau pulang itu justru membahayakan orang tua kita di rumah. Jangan sampai yang usia muda sudah kembali ke kota orang tua di rumah menjadi korban, justru nanti kita menyesal seumur hidup,” bebernya.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Doni Monardo mencontohkan, kasus yang terjadi di India, dimana sampai masih ada 150 ribu kasus covid-19 aktif.

Dalam kurun waktu satu minggu kematian warga setempat karena covid-19 meningkat tajam setelah otoritas setempat melonggarkan sejumlah kegiatan, seperti keagamaan, budaya, politik, olahraga, pesta dan lain sebagainya.

“Contoh, di India, satu minggu meningkat pesat, terjadi kasus yang susah dikontrol. Empat ribu orang per hari, pengalaman itu jangan sampai terjadi di Negara kita. Membatasi pergerakan orang itu hal yang penting,” katanya.

“Kerja keras kita kali ini akan menentukan masa depan bangsa,” pungkasnya.