SURABAYA, FaktualNews.co – India berada di tengah lonjakan Covid-19 yang luar biasa. Catatan rekor infeksi baru dan kematian serta sistem perawatan kesehatannya menunjukkan angka yang sangat tegang.
Minggu lalu, India menjadi negara kedua setelah AS yang melampaui 20 juta kasus.
Situasi saat ini jauh berbeda dari lima bulan yang lalu, ketika negara itu tampaknya telah menjinakkan gelombang pertama pandemi. Apa yang berbeda kali ini?
Berikut ini sejumlah faktor di balik lonjakan kedua yang mematikan di India sebagaimana dilansir The Wall Street Journal:
1. Rasa Aman yang Palsu
Lonjakan pertama di India memuncak pada bulan September, ketika kasus yang baru dilaporkan mendekati 100.000 sehari.
Pada awal tahun ini, angka itu turun hingga 80%. Sementara itu, AS dan Brasil, dua negara lain yang paling terpukul oleh Covid-19, menghadapi beban kasus yang meningkat pesat.
Dengan wabah yang mereda musim dingin ini, orang India mengurangi pemakaian masker dan melonggarkan jaga jarak.
Hidup kembali normal, dengan kunjungan ke mal, bioskop, dan restoran mendekati tingkat sebelum pandemi. Demonstrasi politik dan festival keagamaan, di mana massa berdesakan, berpotensi menjadi peristiwa “penyebar super”.
2. Munculnya Varian Baru
Saat India mulai terbuka, varian virus corona baru mulai berkembang di masyarakat. Ini termasuk yang pertama kali terdeteksi di Inggris, serta B.1.617, yang pertama kali diidentifikasi di negara bagian Maharashtra dan sejak itu menjadi varian dominan di anak benua itu.
The Wall Street Journal menyebutkan, pada hari Senin (10/5/2021) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melansir bahwa B.1.617 dapat menyebar lebih mudah daripada versi virus sebelumnya.
Varian baru itu diklasifikasikan sebagai “varian mengkhawatirkan” secara global. Varian tersebut pertama kali terdeteksi di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan.
Meskipun menempati cabang berbeda dari pohon keluarga virus corona, B.1.617 telah berkembang dan bermutasi menjadi varian lain. Mutasinya berkaitan dan memengaruhi rentang kode genetik yang sama.
Mutasi ini manjadikan virus lebih baik dalam menginfeksi sel atau menghindari pertahanan kekebalan tubuh.
3. Kelambatan Vaksinasi
Infeksi yang melonjak telah memberikan urgensi baru bagi upaya India untuk memvaksinasi populasinya yang sangat besar.
Negara ini telah bergulat dengan tantangan logistik dan kekurangan bahan baku yang menghambat kampanye inokulasi.
Bulan lalu, pihaknya menghentikan ekspor vaksin untuk mengutamakan kebutuhan dalam negeri. Negara ini telah menginokulasi penuh kurang dari 3% dari 1,4 miliar penduduknya. Ini adalah angka terendah di antara 10 negara dengan kasus Covid-19 terbanyak.