SURABAYA, FaktualNews.co – Peradaban Islam dan Kristen sedemikian rupa telah membentuk lanskap Andalusia. Salah satu simbol yang mewakili pertemuan dua agama tidak lain lain adalah Masjid-Katedral Córdoba.
Masjid ini dikenal oleh warga lokal dengan sebutan Mezquita-Catedral. Di masjid ini, dan barangkali satu-satunya di dunia, didapati katedral yang dibangun di tengah-tengah masjid.
Riwayat singkat Masjid-Katedral Córdoba
Masjid-katedral mulai dibangun sebagai tempat salah umat Islam pada abad ke-8, setelah Córdoba jatuh di bawah kekuasaan Moor pada akhir abad ke-7.
Sebelum pembangunannya, tanah tersebut diyakini telah menjadi rumah bagi sebuah gereja Kristen yang didedikasikan untuk Saint Vincent, seorang martir terhormat dari Spanyol, yang terkenal karena kesetiaannya pada iman Katolik.
Masjid merupakan tempat yang sangat penting bagi komunitas Islam al-Andalus selama tiga abad.
Selama waktu ini Córdoba menjadi salah satu kota paling maju di dunia, dan masjid dipandang sebagai jantung dan fokus utama kota. Periode ini berlangsung hingga abad ke 13 atau tepatnya tahun 1236, ketika kota Córdoba kembali berada di bawah kekuasaan Kristen.
Alih-alih merobohkan masjid, sebagian besar bangunan tetap terjaga selama reconquista, namun bangunan itu diubah fungsinya menjadi gereja Katolik, yang berpuncak pada penyisipan bagian tengah katedral.
Mulai periode ini umat Islam dilarang berdoa di dalam bangunan itu dan berubah menjadi tempat ibadah bagi umat Katolik.
Ini adalah keputusan yang sangat kontroversial. Tidak hanya bagi umat Islam, tetapi bagi mereka yang ingin melihat orang-orang dari agama yang berbeda berkumpul dan berdoa dengan damai bersama satu sama lain.
Arsitektur
Pengunjung yang memasuki Masjid-Katedral Córdoba, dipastikan segera akan terkagum dengan arsitekturnya yang indah.
Mayoritas monumen adalah konstruksi arsitek Islam. Fitur seperti 856 kolom dan lengkungan tapal kuda simetris memberikan ilusi ruang tak terbatas, mirip dengan sensasi berjalan ke ruang cermin. Fitur-fitur inilah mengapa masjid dianggap sebagai salah satu contoh arsitektur Islam terbesar di dunia.
Masuk lebih ke dalam lagi, bagian tengah katedral mulai terlihat. Di bagian ini arsitektur katedral Renaissance terlihat sangat indah.
Charles V dilaporkan mengunjungi tempat ini tak lama setelah katedral selesai pada tahun 1523.
“Anda telah menghancurkan sesuatu yang unik untuk membangun sesuatu yang biasa,” begitu kritik Charles saat itu.
Komentar ini mungkin tampak kasar, karena banyak orang juga percaya dualitas adalah simbol kuat dari masa lalu multikultural kota ini.
***