Peristiwa

Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Banyuwangi Dinilai Banyak yang Salah Sasaran

BANYUWANGI, FaktualNews.co – Vaksinasi untuk lansia di Banyuwangi dinilai tidak tepat sasaran dalam pengalokasian. Vaksin yang seharusnya untuk lansia, diduga dipergunakan kepada kelompok lain.

Tudingan tersebut disampaikan oleh Direktur Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Banyuwangi Muhammad Amrullah.

Dia menyampaikan vaksin tersebut diprioritaskan untuk lansia sesuai surat edaran kementrian kesehatan nomor HK.02.02/I/368/2021 tentang pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pada kelompok sasaran lansia, komorbid dan penyintas Covid-19 serta sasaran tertunda.

“Semua seharusnya sesuai aturan, sehingga tepat pada sasaranya. Ketika para lansia selesai divaksin mempunyai harapan hidup yang lebih tinggi,” katanya, Jumat (4/6/2021).

Namun mengintip data BPS Banyuwangi di tahun 2021, jumlah lansia di Banyuwangi 238.587 orang. Dengan setiap lansia mendapatkan 2 dosis, maka jika Pemkab Banyuwangi mau melakukan vaksinasi terhadap lansia, maka dibutuhkan 477.174 dosis vaksin Covid-19.

Amrullah menambahkan, dari data yang dirilis Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, hanya tersedia 150.000 dosis. Ini, sambungnya, artinya jika itu dua kali dosis maka hanya memenuhi 75.000 orang atau 30 persen. Sedangkan 163.587 lansia atau 70 persennya, imbuh Amrullah, tentu tidak tervaksinasi Covid-19,

“Jika seperti itu, mereka dibiarkan dengan seleksi alam? Terus Pemerintah Banyuwangi memakai data yang mana?” tanya Amrullah.

Jika mengacu kepada data yang dikeluarkan oleh tim update vaksinasi Covid-19 Kabupaten Banyuwangi per 1 Juni 2021, untuk lansia baru tervaksin tahap 1 sebanyak 46.581 atau 49 persen dari angka target yang divaksin 87.927 lansia. Sedangkan tahap 2 sebanyak 892 lansia yang akan tervaksin.

“Lalu yang 163.000 lansia kapan divaksin? Mana jemput bola yang selalu digembor-gemborkan Bupati Ipuk? Terlebih 100 tenaga Kesehatan THL (tenaga harian lepas) yang di-PHK. Sangat di luar akal nalar, 163 ribu lansia dibiarkan mati di tengah gembar-gembor jemput bola vaksinasi covid 19,” sergahnya.

Di ketahui, lanjut Amrullah, di Desa Gintangan Kecamatan Blimbingsari contohnya. Dari 1500 lansia yang ada, hanya 300 orang lansia yang divaksin dan sisanya diperuntukan bagi yang bukan kelompok lansia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Dr Widji Lestariono membantah jika dikatakan target vaksinasi Covid-19 kepada lansia salah sasaran.

Menurutnya, data di BPS memang ada 238.587 orang lansia di Banyuwangi, akan tetapi target dari pusat 87.927 lansia dan disediakan 150.000 vaksin yang artinya kami menyediakan hampir dua kali lipat.

“Kita dapat kiriman vaksin 256 ribu dosis vaksin, kita bagi untuk 150 ribu untuk lansia dan 106 ribu untuk pelayan publik, seperti guru, perangkat desa dan lain lain, dari 150 ribu dosis itu sebagai atensi kita kepada lansia karena kami menyadari lansia ini adalah kelompok rentan. Tapi kita tidak mungkin hanya fokus lansia dan mengabaikan kelompok lain yang juga penting. Maka 106 ribu dosis kita peruntukkan sasaran lainnya. Dan dikerjakan secara bersama-sama, tahap dua nantinya ada kiriman lagi,” jelas Rio, sapaan akrab Widji Lestariono.

Rio menerangkan seluruh Puskesmas di Banyuwangi sedang memburu sasaran, dengan sasaran utama lansia.

“Kasihan mereka bekerja keras membuka layanan vaksinasi diselingi jemput bola kepada sasaran. Yang terkendala datang ke tempat layanan juga dibantu sepenuhnya oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas serta perangkat desa. Padahal kendala di lapangan sangat banyak, utamanya tingkat kehadiran lansia yang rendah,” ungkapnya.

Disebutkan, Vaksin AstraZeneca (AZ) yang diterima semuanya untuk dosis 1, karena interval ke dosis 2 adalah 12 minggu (3 bln). Sedangkan masa kadaluarsa vaksin AZ sangat pendek, sampai akhir Juni ini.

Karena itu dosis kedua nanti ada kiriman lagi. Target waktu Vaksinasi ini dikerjakan secara bertahap dan sesuai skema nasional akan selesai sampai akhir tahun.