BANYUWANGI, FaktualNews.co-Masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Pemkab Banyuwangi menggencarkan jemput bola bagi pelajar yang kurang mampu untuk memastikan mereka meneruskan ke jenjang sekolah berikutnya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali memimpin gerakan ini, saat menjalankan program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), bertempat di SDN 4 Parijatahwetan, Kecamatan Srono, Selasa (8/6/2021).
“Saya ingin memastikan jalur afirmasi (untuk pelajar kurang mampu) dimaksimalkan di sekolah-sekolah. PPDB adalah fase krusial. Kita harus bantu pelajar dari keluarga tidak mampu agar tidak putus sekolah,” katanya
Ia menyebutkan, banyak faktor yang jadi pemicu anak putus sekolah, salah satunya adalah akibat pandemi Covid-19 yang membuat meningkatnya angka anak putus sekolah. Karena kondisi ekonomi keluarga berubah saat pandemi.
“Ada anak yang diminta bantu orang tua bekerja. Belum lagi kalau kita bicara akses internet untuk mendaftar PPDB, maka kita jemput bola mereka,” ujar Ipuk.
Ipuk juga menyempatkan untuk berdialog dengan tiga pelajar yang kurang mampu Mereka adalah Mohammad Rizky Setiawan, Alvina Agustin, dan Ajeng Oktaviani.
“Saya senang bisa mendaftar di SMP yang dekat rumah. Saya dan orang tua berharap bisa diterima di sekolah ini,” kata Rizky Setiawan, yang ayahnya pekerja bangunan.
Ipuk menjelaskan, untuk mengoptimalkan jalur afirmasi ini, sebanyak 74 sekolah SMPN di Banyuwangi mulai hari ini serentak melakukan pelayanan jemput bola ke rumah siswa.
Para guru diminta mendatangi siswa yang tidak mampu untuk diajak mendaftar ke SMP terdekat.
“Ini harus menjadi perhatian kita semua. Saya ingatkan betul. Dan Insya Allah ini adalah wujud pengabdian kita bersama,” kata Ipuk.
Plt Kepala Dinas Pendidikan, Suratno, menambahkan, sekolah tidak boleh melakukan diskriminasi. “Kita harus maksimal laksanakan proses afirmasi dalam PPDB, yaitu untuk keluarga kurang mampu dan penyandang disabilitas. Minimal 15 persen,” kata Suratno.
Pihaknya juga telah menginstruksikan kepada seluruh SMP Negeri untuk memonitor lalu melakukan jemput bola pendaftaran SMP bagi siswa lulusan SD tidak mampu.
“Siswa yang memegang Kartu Indonesia Pintar kita cek datanya, lalu kita daftarkan lewat jalur afirmasi agar mereka bisa meneruskan sekolahnya,” kata Suratno.