JOMBANG, FaktualNews.co – Warga Desa Kepatihan, Kecamatan/Kabupaten Jombang menemukan sejumlah benda kuno di area makam tua leluhur desa setempat.
Benda-benda kuno yang diyakini memiliki keramat itu tediri dari beberapa jenis seperti keris, batu dan puluhan uang kepeng dari zaman kerajaan.
Kepala Desa Kepatihan, Erwin Pribadi, menuturkan, awalnya warga bekerja bakti membersihkan makam Mbah Sambi, makam tua yang diyakini sebagai leluhur Desa Kepatihan.
Saatbitu, kanjut Erwin, warga membersihkan rumput liar dan mencangkul di areal makam yang berrekatan dengan saluran irigasi. Saat itulah, salah satu warga tak sengaja menemukan benda kuno mirip keris di kedalaman sekitar 20 sentimeter.
Selanjutnya, benda-benda kuno yang lain ditemukan di sejumlah titik tak jauh dari temuan pertama.
“Ini ada sekitar 10 jenis, ada mirip ujung tombak, keris, cundrik (keris kecil), ada seperti konde, lalu yang dipakai menulis di daun lontar, uang kepeng ada sekitar 2-30 buah ini dari beberapa masa,” ungkap Erwin, Rabu (9/6/2021).
Lantaran melihat temuan yang tak sedikit ini, Kades Erwin lantas langsung menghentikan kegiatan. Sebab, dikhawatirkan akan ada banyak orang yang datang dan melakukan penggalian yang lebih banyak lagi.
Saat ini, hasil temuan tersebut hingga kini masih disimpan di Kantor Desa Kepatihan.
“Rencana kami coba amankan di kantor desa, kalau BPCB menghendaki diteliti monggo, dijadikan aset pemerintah monggo,” tandasnya.
Warga setempat meyakini bahwa kuburan tua itu adalah makam Mbah Sambi, sosok yang dipercaya sebagai cikal bakal alias lelulur Desa Kepatihan.
Mbah Sambi disebut merupakan sosok perempuan cantik yang diketahui sakti dan memiliki kelebihan menyembuhkan orang sakit. Tak diketahui pasti siapa nama asli dan dari mana asal-usulnya. Warga menyebut Mbah Sambi sebab dahulu di sekitar makam ada sebuah pohon sambi berukuran besar.
Selain Mbah Sambi, di area makam setempat juga diyakini ada lebih dari dua kuburan bahkan mencapai 8 makam. Namun sejauh ini baru ditemukan dua kuburan, yang kini mulai dirawat oleh warga dan Pemerintah Desa Kepatihan.
“Informasinya ada 8 makam, tapi yang ketemu baru dua, makam lainya berada didalam bangunan rumah warga, dan sempat memang ditemukan beberapa tulang manusia,” pungkas Erwin.