FaktualNews.co

Warga di Pilang Kota Probolinggo Resah, Drainase Ditutup Tanah Uruk

Peristiwa     Dibaca : 780 kali Penulis:
Warga di Pilang Kota Probolinggo Resah, Drainase Ditutup Tanah Uruk
FaktualNews.co/agus
Ketua RT 3 RW 3 Kelurahan Pilang, Sunar dam warga menunjukkan saluran yang buntu karena ditutup tanah uruk.

PROBOLINGGO, FaktualNews.co-Warga RW 3, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, resah. Pasalnya, drainase atau saluran pembuangan yang berlokasi di Jalan Agggrek atau Jalur Lingkar Utara (JLU) ditutup proyek pengurukan.

Akibatnya, tiga petak sawah milik warga dan aset Pemkot Probolinggo, digenangi air. Tak hanya itu saja, pemakaman umum juga tergenang air terutama saat musim hujan, sehingga sumber atau mata air dangkal.

Warga diribetkan kalau ada warga yang meninggal, karena lubang kuburan dipenuhi air, sehingga kesulitan meletakkan jenasah baru.

Sudarsono (58), warga setempat mengaku, pembuangan air menuju kali atau sungai Eratex Djaja ditutup oleh timbunan tanah uruk, sehingga air tidak bisa mengalir.

Dampaknya, sawah milik Juari dan Hadi Sucipto serta aset pemkot tidak bisa ditanami lantaran tergenang air. Tak hanya itu, pekuburan umum juga bernasib sama.

“Kalau hujan kuburan digenangi air. Menguburkan warga yang meninggal kesulitan. Karena makamnya dipenuhi air,” ujarnya.

Karenanya, Sudarsono meminta, agar ada saluran pembuangan seperti, bangunan di sisi lahan yang diuruk. Ia berharap pemkot tidak mengeluarkan izin mendirikan Bangunan (IMB) sebelum permintaan warga dipenuhi.

“Kalau diuruk seperti ini, air enggak jalan. Pokoknya harus ada saluran pembuangan,” katanya.

Ketua RT 3 RW 3 Sunar, kelurahan setempat meminta pemilik lahan yang sudah diuruk membuat saluran pembuangan air atau gorong-gorong, seperti bangunan di sisi timurnya.

“Ini ada saluran airnya. Saluran air ini sampai ke sungai. Ya, untuk pembuangan,” tandasnya. Jika ditutup, imbuhnya, air yang dari arah barat, tidak jalan alias menggenang.

Saat ditanya, milik siapa lahan yang sudah diuruk tersebut, Sunar mengaku tidak tahu, karena saat pengurukan dimulai, pemilik lahan tidak berkoordinasi.

“Saya tahu lahan ini diuruk setelah diberi tahu teman saya. Yang
meratakan tanah uruk ini juga teman saya. Operator mesin beratnya,” katanya.

Sunar mengaku tidak dipamiti pemilik lahan. Seandainya sebelum proyek pengurukan dipamiti, pihaknya pasti akan meminta agar saluran pembuangan tidak ditutup.

Terpisah, kepala Dinas PUPR Agua Effendi berjanji akan mengkroscek penutupan saluran air yang meresahkan warga tersebut. Ia mengaku belum mengetahui persoalan tersebut.

“Saya belum tahu di daerah mana itu. Tahunya dari Anda-anda ini. Oke nanti kami cek. Enggak boleh menutup drainase,” katanya singkat, Rabu (16/6/2021).

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah